Dongkrak Potensi Ekonomi, BIN dan Papua Muda Inspiratif Berdayakan Masyarakat

Kelompok Papua Muda Inspiratif (PMI) aktif menjalankan kegiatan pendampingan pemberdayaan masyarakat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Jan 2023, 09:22 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2023, 06:28 WIB
Kelompok Papua Muda Inspiratif (PMI)
Kelompok Papua Muda Inspiratif (PMI) aktif menjalankan kegiatan pendampingan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya, terhadap Franspouw dalam membudidaya ikan nila bersama 20 orang anggotanya (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Papua Muda Inspiratif (PMI) binaan Badan Intelijen Negara (BIN) aktif menjalankan kegiatan pendampingan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya, terhadap Franspouw dalam membudidaya ikan nila bersama 20 orang anggotanya.

Franspouw bercerita, budidaya ikan bersama 20 orang anggotanya dijalankan menggunakan sistem bioflok dan berada di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Jayapura, Papua.

"Dengan pendampingan yang dilakukan PMI, perkembangan budidaya di kelompoknya berkembang sangat baik," kata Franspouw seperti dikutip dari siaran pers diterima, Senin (16/1/2023).

Franspouw menjelaskan, PMI merupakaan wadah anak muda yang dibina langsung oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Tujuannya, untuk menjadi motor kesejahteraan masyarakat Papua. PMI membantu kelompok-kelompok budidaya ikan untuk bisa mengakses bantuan dari Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).

"Saya mengucapkan terima kasih kepada BIN, KKP dan PMI yang telah bersama-sama dengan kelompok kami untuk budiaya ikan nila dengan sistem bioflok," kata Franspouw.

Franspouw menyampaikan hal itu saat menyambut kunjungan Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya yang juga Pembina PMI ke lokasi budidaya mereka di Kampung Nolokla.

Franspouw menjelaskan, saat ini kelompoknya telah berhasil menebar 20 ribu benih ikan di 8 kolam bioflok dengan masa panen ikan sekitar lima bulan dan hasil panen akan dijual di samping dikonsumsi keluarga. Berdasarkan kalkulasi, apabila tidak ada kendala dalam proses produksi, setiap lima bulan kelompoknya bisa menghasilkan keuntungan ratusan juta.

"Keuntungan bisa ratusan juta ya, kalau proses produksi sesuai. Saya sudah kalkulasi, satu anggota itu bisa menerima kurang lebih Rp 25 juta per lima bulan," ungkapnya.

Franspouw mengungkapkan, ikan itu dipelihara oleh sekitar 20 orang dari kaum muda hingga tua yang dulunya belum bekerja. Program itu disambut antusias oleh warga.

"Masyarakat yang direkrut itu sangat senang sekali dengan sistem bioflok ini, selama ini mereka menganggur," ujar Franspouw.

Sesuai Arahan Jokowi dan Kepala BIN

Sekretaris PMI Provinsi Papua, Vitha Faidiban berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga bisa dikembangkan ke masyarakat lainnya.

"Ini sangat berpotensi, sangat menjanjikan. Program kedepannya itu kita bisa menaruh satu kolam di tiap rumah. Itu bisa sangat membantu perekonomian masyarakat," imbuh Vitha.

Vitha mengatakan, program pemberdayaan masyarakat ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, yang ditindaklanjuti oleh Made Kartikajaya.

Selain budidaya ikan, Made Kartikajaya bersama pengurus PMI juga meninjau perkembangan jagung binaan PMI di Kampung Kwadeware dan Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kab. Jayapura.

Mereka juga melakukan peninjauan ke budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Sentani, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Jayapura. Tidak ketinggalan, peninjauan ke pembudidayaan pohon sagu di Desa Asei Kecil, Distrik Sentani Timur juga turut dilakukan.

Infografis Sejarah Lato-Lato dan Larangan di Beberapa Negara. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sejarah Lato-Lato dan Larangan di Beberapa Negara. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya