Liputan6.com, Jakarta - Gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada 6 Februari 2023 dini hari tak hanya meluluhlantakkan bangunan-bangunan kota, melainkan juga situs-situs bersejarah. Kota tua Aleppo di barat laut Suriah yang sebelumnya telah ada dalam bahaya akibat perang saudara, kini pun ikut terdampak.
Kota yang tercatat dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986 itu, telah masuk dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya sejak 2013 karena konflik yang sedang berlangsung di Suriah, bersama dengan lima situs lainnya di negara tersebut.
Pada Selasa kemarin, UNESCO mengatakan akan memberi bantuan pada situs bersejarah yang rusak di Suriah dan Turki. Mereka juga menyampaikan belasungkawa pada keluarga yang terdampak gempa.
Advertisement
Organisasi kebudayaan PBB itu sangat prihatin terhadap situasi di Aleppo.
"Kerusakan signifikan telah terlihat di benteng. Menara barat tembok kota tua telah runtuh dan beberapa bangunan di souk telah melemah, kata UNESCO melalui siaran pers.
Dirjen Benda Purbakala dan Museum Suriah (DGAM) mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa, benteng abad ke-13 telah mengalami kerusakan ringan dan sedang dimana bagian dari pabrik Ottoman jatuh, ada retakan dan jatuhnya bagian dari pagar pertahanan timur laut.
Tak hanya itu, sebagian besar kubah mercusuar Masjid Ayubi juga diketahui runtuh, pintu masuk kastil rusak, dan sebagian batu, termasuk pintu masuk menara pertahanan kerajaan, dan bagian depan perlindungan Ottoman rusak.
Kota Tua Aleppo sebelumnya benar-benar rusak dalam perang yang terus berlangsung, namun kemudian dibuka kembali pada 2018 setelah mengalami rekonstruksi. DGAM mengatakan, artefak-artefak di dalam Museum Nasional di Aleppo pun ikut rusak akibat gempa Turki.
UNESCO Mendata Kerusakan Situs-Situs Bersejarah
UNESCO mengatakan telah bekerja sama dengan mitra-mitra mereka untuk mendata kerusakan yang dialami situs-situs warisan. Menurutnya, pihaknya kini tengah mengumpulkan inventarisasi kerusakan yang sesungguhnya dengan tujuan mengamankan dan menstrabilkan situs-situs dengan cepat.
Selain itu, UNESCO menyebut beberapa situs warisan dunia lainnya yang dekat dengan pusat gempa yang dapat terpengaruh seperti Göbekli Tepe, Nemrut Dağ dan Tell of Arslantepe di Turki.
Selain situs-situs yang masuk dalam daftar Warisan Dunia, banyak situs budaya yang juga terdampak. Kastil Gaziantep misalnya. Kastil bersejarah yang kerap menarik perhatian wisatawan itu mengalami kerusakan serius.
"Beberapa benteng di bagian timur, selatan dan tenggara Kastil Gaziantep yang bersejarah di distrik Şahinbey tengah hancur akibat gempa, puing-puingnya berserakan di jalan,” kantor berita pemerintah Turki, Anadolu melaporkan.
“Pagar besi di sekitar kastil berserakan di trotoar sekitarnya. Tembok penahan di sebelah kastil juga runtuh. Di beberapa benteng, terlihat retakan besar,” kata laporan itu.
Kubah dan dinding bagian timur bangunan Masjid Sirvani yang dibangun pada abad ke-17 pun sebagian runtuh. Berdasarkan penggalian arkeologi, kastil pertama kali dibangun pada periode Romawi abad ke-2 dan ke-3 M sebagai menara pengawas. Bentuknya terus berkembang seiring waktu, seperti dilansir CNN.
Sedangkan bentuknya saat ini, menurut keterangan dari situs resmi Museum Turki, merupakan peninggalan masa pemerintahan Kaisar Bizantium Justinian (527-565 M).
Advertisement
Kerusakan Situs Bersejarah di Suriah
DGAM pun melaporkan adanya kerusakan pada bangunan bersejarah dan masjid di barat-tengah Suriah, tepatnya di Gubernuran Hama. Kerusakan itu berupa retakan pada bangunan dan dinding yang runtuh di Masjid Imam Ismail dan Kastil Shmemis.
Kastil Al-Marqab, sebuah benteng Tentara Salib di dekat Baniyas, di barat laut Suriah, juga mengalami kerusakan, termasuk runtuhnya satu blok dari salah satu menara melingkarnya.
“Gempa juga menyebabkan jatuhnya tebing batu di sekitar Kastil Qadous dan runtuhnya beberapa bangunan tempat tinggal yang terletak di kampus kastil tersebut,” kata DGAM.
Para ahli masih mempelajari sepenuhnya kerusakan situs dan bangunan bersejarah serta lingkungan sekitarnya. DGAM mengatakan pada Senin, bahwa pihaknya belum menerima “informasi yang akurat” tentang kerusakan di kota Homs.