Liputan6.com, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) merampungkan pengerjaan revitalisasi Halte Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Pelanggan Transjakarta sudah bisa mengakses layanan Halte Pasar Rumput sejak kemarin, Minggu 15 Oktober 2023.
"Pelanggan Transjakarta sudah bisa kembali mengakses halte Pasar Rumput untuk beraktivitas," kata Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Wibowo dalam keterangan tertulis, diterima Senin (16/10/2023).
Advertisement
Baca Juga
Wibowo menyampaikan, usai revitalisasi Halte Pasar Rumput kini dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti toilet, mushola, pintu gate, layar passenger information system (PIS), hingga ruang tunggu untuk kenyamanan pelanggan Transjakarta.
Advertisement
"Dengan wajah baru dan fasilitas yang ada akan meningkatkan kenyamanan pelanggan serta bisa menjadi daya tarik bagi pengguna kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan transportasi publik yang terus melakukan peningkatan," kata dia.
Adapun Halte Transjakarta Pasar Rumput melayani rute Halte Pulogadung - Dukuh Atas 2 (Koridor 4). Selain itu, halte ini juga terintegrasi dengan layanan Transjakarta lainnya seperti Pulogadung - Kuningan (4D).
Halte Pasar Rumput juga terhubung dengan Transjakarta rute Ragunan - Stasiun Manggarai (6F) dan Blok M - Manggarai (6M).
Sebelumnya, Transjakarta juga telah menyelesaikan revitalisasi pada halte Bundaran Senayan pada 31 Agustus 2023 dan Karet Sudirman di 1 September 2023.
PKS dan PSI Tolak Wacana Tarif Transjakarta Dibedakan Berdasarkan KTP
Anggota DPRD DKI Jakarta beramai-ramai menolak penerapan uji coba tiket berbasis akun atau account based ticketing (ABT) di Transportasi Jakarta (Transjakarta). Selain Transjakarta, Pemprov DKI Jakarta juga berencana menerapkan tiket berbasis akun ini di Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).
Sekretaris II Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sholikhah menilai, pembedaan tarif terintegrasi transportasi publik dengan memberikan tarif yang lebih tinggi untuk warga luar Jakarta akan membuat warga non Jakarta akan kembali menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja dan beraktivitas di Jakarta.
"Fraksi PKS meminta agar penerapan tiket terintegrasi untuk penggunaan transportasi publik di Jakarta tidak dibedakan antara warga Jakarta dan warga luar Jakarta," kata Sholikhah saat membacakan pandangan fraksi terkait Rancangan APBD DKI Jakarta 2024 di rapat paripurna DPRD DKI, Senin (9/10/2023).
Akibatnya, kata Sholikhah, upaya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan menjadi bakal menjadi tidak efektif. Lebih lanjut, menurut Sholikhah, warga luar Jakarta yang beraktivitas di Ibu Kota juga berkontribusi bagi perekonomian Jakarta.
"Fraksi PKS meminta agar peningkatan kualitas pelayanan transportasi publik di Jakarta khususnya TransJakarta terus dilakukan," kata dia.
"Tidak hanya melalui perbaikan dan peremajaan halte, namun juga dengan penambahan armada bus khususnya pada koridor padat penumpang sehingga jarak kedatanganantar bus (headway) tidak terlalu jauh dan daya angkut lebih banyak," sambung dia.
Advertisement
Alasan PSI Tolak Wacana Tiket Berbasis Akun di Transjakarta
Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Justin Adrian juga menolak wacana ini. Dia menyampaikan, warga non Jakarta juga berkontribusi terhadap pendapatan DKI Jakarta.
"Fraksi PSI tegas menolak subsidi transportasi yang hanya khusus untuk warga Jakarta, mengingat Jakarta berperan sebagai episentrum ekonomi nasional, dan banyak warga sekitarnya yang berkontribusi signifikan pada aktivitas ekonomi kota ini," ujar Justin.
"Saat ini, hampir 1 juta pengendara luar Jakarta yang masuk ke Jakarta setiap harinya, di mana 77 persen dari mereka adalah pengendara bermotor," sambung dia.
Justin membeberkan, apabila tujuan wacana ini untuk mengurangi beban subsidi, Justin menyarankan Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan penyesuaian tarif transportasi publik secara umum.
"Fraksi PSI meminta Pemerintah Provinsi untuk menganalisa dan melakukan studi kembali terhadap nilai Willingness to Pay (WTP) pengguna transportasi publik (MRT, LRT, Transjakarta dan Jaklingko) untuk menyesuaikan tarif subsidi yang sudah sekian lama belum disesuaikan. Serta mengupayakan efisiensi dan efektivitas pendapatan Non-farebox untuk mengurangi beban APBD," ucap dia.
Sebelumnya, isu mengenai beda tarif Transjakarta untuk warga KTP DKI Jakarta dan luar Jakarta yang dibagikan akun X atau sebelumnya Twitter @TMIHARINI pada Jumat, 22 Oktober 2023.
Pada postingan akun itu, dijelaskan tarif bus Transjakarta untuk warga domisili DKI Jakarta dan non Jakarta akan berbeda akibat penerapan sistem Account-Based Ticketing (ABT).
"Tarif bus Transjakarta akan mengalami perubahan. Transjakarta berencana memberlakukan sistem Account-Based Ticketing (ABT) yang mana tarifnya ditentukan beradasarkan status ekonomi dan KTP domisili penumpang. Tarif untuk warga domisili DKI Jakarta dan non Jakarta akan berbeda," demikian bunyi keterangan akun X @TMIHARINI tersebut.