Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 17 Oktober 2023: Mamuju Hujan Lebat, Asap Selimuti Jambi, Palembang, dan Palangkaraya

Cuaca berkabut pagi hari ini diprediksi BMKG terjadi di Pekanbaru. Sementara, Kota Palangkaraya dan Palembang diselimuti cuaca berasap.

oleh Maria Flora diperbarui 17 Okt 2023, 06:45 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2023, 06:45 WIB
Asap Karhutla Selimuti Pekanbaru
Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca cerah berawan menyelimuti sebagian kota besar di wilayah Indonesia hari ini, Selasa (17/10/2023). Meski cenderung cerah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca berkabut hingga hujan lebat membayangi sebagian wilayah di Tanah Air.

Pagi ini misalnya, cuaca berkabut tersebut diprediksi terjadi di Pekanbaru. Sementara, Kota Palangkaraya dan Palembang diselimuti cuaca berasap.

Selain itu, BMKG juga mengungkap adanya potensi hujan ringan yang bakal turun disebagian wilayah Indonesia pagi ini. Yaitu di Banda Aceh dan Jambi. 

Siang nanti, hujan juga diprakirakan mengguyur kota-kota lainnya, seperti Gorontalo, Pontianak, Banjarmasin, Tanjung Pinang, Manokwari serta Padang. 

Sementara, cuaca berasap diprediksi BMKG terjadi di wilayah Jambi dan Palembang hingga malam nanti, dan Palangkaraya. 

Beranjak malam, BMKG juga melaporkan bakal ada hujan lebat di wilayah Mamuju. Sementara, Kota Medan diguyur hujan ringan, begitu pun Kota Jayapura, Palangkaraya, dan Gorontalo. 

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota   Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah   Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Yogyakarta  Cerah Berawan  Cerah  Berawan
Jakarta Pusat Cerah Berawan Cerah Cerah
Gorontalo Cerah Hujan Ringan Hujan Ringan
Jambi  Hujan Ringan Asap Asap
Bandung Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Semarang Cerah Berawan Berawan Berawan
Surabaya  Cerah Cerah Cerah
Pontianak Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Banjarmasin Cerah Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Palangkaraya Asap Asap Hujan Ringan
Samarinda Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah 
Tarakan Berawan Cerah Cerah Berawan
Pangkal Pinang Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Tanjung Pinang Berawan Hujan Ringan Berawan
Bandar Lampung Cerah Berawan Cerah Cerah
Ambon Berawan Berawan Tebal Berawan
Ternate Cerah Berawan Berawan Berawan
 Mataram  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah  Cerah Berawan  Cerah
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
Manokwari Berawan Hujan Ringan Berawan
Pekanbaru Kabut Cerah Berawan Cerah Berawan
Mamuju Cerah Berawan Berawan Hujan Lebat
Makassar Cerah Cerah Berawan
Kendari Berawan Berawan Berawan
 Manado  Cerah  Berawan  Cerah
Padang Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Palembang Asap Asap Asap
Medan Berawan Berawan Hujan Ringan

Cuaca Panas Landa Jakarta, Fenomena El Nino Diprediksi Bertahan Hingga Akhir 2023

Waspada, Cuaca Jakarta Memanas
Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini tengah dilanda cuaca panas dan gerah. Adapun melansir dari Merdeka.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Jakarta cerah berawan.

Senior Forecaster BMKG Laode Nurdiansyah menyampaikan kepada wartawan pada Rabu (27/9/2023). Suhu udara maksimum di Jabodetabek terpantau mencapai suhu 36 hingga 37 derajat Celcius.

"Suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek terpantau mencapai 37-37 derajat Celcius. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini," ujarnya.

Selain itu ia juga mengungkapkan cuaca panas di Jakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari sinar matahari yang cukup optimal pada pagi hingga menjelang siang dan siang hari. Adapun faktor lainnya terkait minimnya pertumbuhan awan yang bisa mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke bumi.

"Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi," pungkasnya.

Saat ini para masyarakat Jakarta juga terpantau mulai menggunakan payung untuk menghindari panasnya terik matahari. Selain itu kondisi El Nino moderat dan IOD positif diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023. 

Apa Itu Fenomena El Nino?

Jakarta cuaca panas
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di sejumlah wilayah DKI Jakarta diprediksi keseluruhannya cerah berawan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Melansir laman resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Fenomena El Nino tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Jika suhu muka laut terus meningkat, maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Dampaknya, curah hujan akan semakin berkurang khususnya di wilayah Indonesia.  

Sederhananya, El Nino merupakan fenomena yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Fenomena ini berpengaruh kuat terhadap iklim yang ada di Indonesia.

El Nino memberikan dampak serius terhadap kehidupan masyarakat. Dikutip dari laman jurnal "El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Indonesia" karya Sani Safitri, El Nino adalah peristiwa penyimpangan suhu yang terjadi karena pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.

Pada saat-saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur. Kemudian air laut yang panas akan menyusuri garis khatulistiwa (garis khayal yang membagi dua bumi) sampai ke pantai barat Amerika Selatan.

Bersamaan dengan itu, air laut panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah Selatan sampai pantai Per-Equador. Kemudian, terjadilah pertemuan antara air laut panas dari Indonesia dengan air laut panas dari Amerika Tengah.

Pertemuan itu mengumpulkan massa air laut panas dalam jumlah yang besar di daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas itu kemudian menularkan panas ke udara yang berada di atasnya.

Oleh karena itu, angin yang berembus dari menuju ke Indonesia hanya membawa sedikit uap air akibat penularan panas tadi. Volume uap air hanya sedikit yang terbawa ke Indonesia maka terjadilah musim kemarau yang panjang.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya