Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, partainya bisa sebesar sekarang bukan karena elite politik ataupun presiden. Megawati mengingatkan, rakyat atau akar rumputlah yang paling berperan, sehingga para kader wajib memperkuat akar rumput.
Hal ini disampaikan Megawati saat berpidato politik saat peringatan HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta. Awalnya, ia menyinggung soal rumput tahan banting dan kuat sama seperti rakyat.
Baca Juga
“Rumput memiliki daya survival yang tinggi, sehingga meskipun dibakar, dipotong, dimatikan, dicabut, tetap akan selalu tumbuh. Karena akarnya selalu siap untuk tumbuh kembali. Tolong ingat! Itulah rakyat,” kata Megawati.
Advertisement
Megawati menegaskan, partainya sudah biasa berjuang dari mulai masih bernama PDI hingga sekarang menjadi PDI Perjuangan.
Oleh karena itu, lanjutnya, kemampuan bertahan ini bukan karena sosok tertentu apalagi presiden. Megawati bilang rakyat yang selalu bersama mereka.
“Lima puluh satu tahun kita bisa menjadi seperti ini bukan karena elite, bukan karena presiden, bukan karena menteri tapi karena rakyat yang mendukung kita,” kata dia.
Presiden ke-5 RI ini lantas mengingatkan kadernya untuk turun bertemu rakyat. “Sebab itulah kekuatan riil kita. Camkan hal ini sebagai sebuah nafas kontemplasi kita,” ucap Megawati Soekarnoputri menandaskan.
Megawati: Jangan Saya Di-bully Ketika Pemilu
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan jangan ada yang merundung atau mem-bully dirinya pada masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 ini.
Awalnya Megawati mengingatkan agar aparatur negara seperti TNI dan Polri menjunjung tinggi netralitas dalam Pemilu 2024. Dia juga mengingatkan para jenderal pimpinan TNI dan Polri agar tidak sewenang-wenang kepada rakyat.
Megawati kemudian mengungkit jasanya memisahkan Polri dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Hal itu dilakukan ketika Megawati menjabat sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI).
"Saya mau ngomong sama Polri. Yang memisahkan Polri itu saya loh ketika Presiden ke-5. Dipikirnya gampang. Itu susah payah loh, karena pisah dari TNI baik-baik," ujar Megawati saat pidato politik di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
Dia mengaku bersusah payah mengalokasikan anggaran untuk membangun Polri yang baru saja dipisahkan dengan TNI.
"Itu saya beri ada APBN, saya belikan peralatan dan sebagainya. Eh eling loh ya yang jadi pemimpin. Jangan macem-macem, jangan saya di-bully," ujar Megawati.
Ketum PDIP itu menyatakan, dirinya sebelumnya tidak pernah mempermasalahkan ketika kerap di-bully. Namun, tidak untuk saat ini.
"Kali ini saya udah janji, kalau dalam kampanye ini saya di-bully-bully, saya udah punya loh yang namanya pengacara. Saya tepat janji loh. Sebelumnya mau di-bully terserah saja. Tapi saya pernah bikin, jangan saya di-bully ketika pemilu! Ya saya bukan nakutin. Itu kata kebenaran saya. Jadi ya eling aja dah," ucap Megawati menandaskan.
Advertisement
Dihadiri Wapres Ma'ruf Amin hingga Teten Masduki
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menghadiri acara HUT Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ke-51 atau HUT ke-51 PDIP. Kegiatan ini digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Ma'ruf Amin yang mengenakan baju batik berwarna cokelat tua ini tiba di lokasi pukul 09.44 WIB. Ketika itu, ia disambut oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto serta Ketua DPP PDIP Yasonna Laoly.
Ma'ruf Amin pun diundang duduk di meja bundar bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ada pula Teten Masduki yang mengenakan batik cokelat kemerahan juga duduk satu meja bersama para elite PDIP. Mereka tampak berbincang sebelum acara dimulai.
Sebagai informasi, dalam peringatan HUT ke-51 Partai, PDIP mengusung tema ‘Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang’.
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan alasan Sekolah Partai PDIP menjadi lokasi pembukaan rangkaian HUT ke-51 Partai.
Di mana, Sekolah Partai merupakan tempat untuk mendidik kader-kader partai yang punya moralitas dan etika politik.