Liputan6.com, Jakarta Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno bicara soal menata kota di Jakarta.
Menurut dia, hal itu tidak bisa instan, dan harus berdasar pada keberlanjutan dari program dan fasilitas yang sudah ada.
Advertisement
Baca Juga
"Karena bagaimana pun untuk tata kota ini enggak bisa bim salabim diselesaikan, jadi harus ada kontinuitas keberlanjutan," kata Pramono Anung dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).
Advertisement
Politikus senior PDIP ini mencontohkan terkait taman di Jakarta yang berjumlah ribuan tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik, serta tidak bisa dibuka setelah pukul 18:00 WIB karena keterbatasan fasilitas pendukung.
Bukan hanya itu, pemanfaatan fasilitas juga harus menata para pedagang yang berjualan di sekitar taman. Sehingga, tidak hanya dimanfaatkan untuk beristirahat tetapi juga perputaran ekonomi.
"Untuk PKL pun kita berikan kelonggaran, tetapi akan diatur secara tertib. Yang paling penting tertib, kemudian ada CCTV-nya, lighting-nya kita atur bagus, karena percuma dibuat taman bagus-bagus tidak dimanfaatkan," jelas Pramono Anung.
Sebelumnya, satu hari menjelang debat pamungkas Pilgub Jakarta 2024, Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 1, Pramono Anung mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk mengadu gagasan dengan pasangan calon lain.
Hingga hari ini, Sabtu (16/11/2024), Pramono mengaku seluruh agenda kampanye berjalan seperti biasa dan tidak ada agenda khusus untuk debat Pilgub Jakarta.
Pramono: Saya Ingin Rasional
Bagi Pramono, yang terpenting adalah program yang ditawarkan olehnya bisa diterima masyarakat Jakarta dan dicerna secara rasional.
"Saya ingin rasional, bahwa semua program yang saya sampaikan betul-betul program yang bisa dieksekusi selama lima tahun," kata Pramono dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (16/11/2024).
Menurut mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) era Presiden Jokowi ini, masyarakat bisa menilai dan menimbang program apa saja dari tata kota dan lingkungan yang disampaikan oleh pasangan calon. Serta bagaimana program tersebut dapat dilaksanakan.
"Jadi, saya tidak mau mengkhayal lah," ucap Pramono menandaskan.
Advertisement
Pramono-Rano Unggul di Simulasi Pencoblosan Kelas Menengah
Acara diskusi “Pilgub Jakarta: Kepada Siapa Telunjuk Kita?” di 3 Point Cafe, Tebet, yang dilaksanakan komunitas Di Kelas Tengah berhasil menarik perhatianpuluhan peserta dari kalangan profesional dan akademisi kelas menengah.
Diskusi dipandu oleh Aditya Halimawan, anggota komunitas #dikelastengah, berlangsung dinamis dengan format 'unconference' yang mendorong partisipasi aktif. Peserta berdialog tentang tantangan kota dan kualitas pemimpin yang diharapkan.
Pramono Anung-Rano Karno mendominasi simulasi pencoblosan. Pramono-Rano Karno mendapat 67,86% suara, unggul di kalangan kelas menengah. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono meraih 10,71%, diikuti Dharma-Kun dengan 8,33%, dan 13,10% peserta memilih golput.
Hasil ini menegaskan pentingnya pendidikan politik untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi.
Diskusi ini diharapkan menginspirasi lebih banyak kegiatan serupa untuk memperkuat keterlibatan politik masyarakat.