Anggota Komisi XI Soroti Like and Dislike soal SDM di OJK

Mekeng menjelaskan, fenomena yang disorotinya adalah jika pimpinan berasal dari kampus A maka jajarannya pun harus dari kampus yang sama juga.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 25 Feb 2025, 15:20 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 01:17 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng (Istimewa)
Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Markus Mekeng menduga praktik nepotisme dalam penempatan pegawai di lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut dia, hal itu diwujudkan dalam bentuk suka dan tidak suka (like and dislike).

“Di lapangan itu masih ada penempatan-penempatan yang basisnya like and dislike. Penempatan berdasarkan lulusan dari mana,” kata Mekeng, dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi XI dengan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, di DPR RI, Jakarta Senin, 24 Februari 2025.

Mekeng menjelaskan, fenomena yang disorotinya adalah jika pimpinan berasal dari kampus A maka jajarannya pun harus dari kampus yang sama juga. Contoh, jika pimpinan dari Universitas Indonesia (UI) maka bawahan juga dari kampus yang sama.

“Ini masih terjadi. Sangat tidak profesional,” kritik Mekeng.

Ketua Fraksi Partai Golkar (PG) di MPR ini pun menyayangkan penempatan pegawai yang tidak berdasarkan profesionalisme dan kompetensi individu, tetapi lebih pada kesamaan almamater. Dia pun khawatir praktik seperti mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di OJK.

“Harus perbaikan sistem rekrutmen dan penempatan pegawai agar lebih berbasis kompetensi, bukan afiliasi institusi pendidikan,” saran dia.

Selain soal perekrutan pegawai, Mekeng juga menduga ada praktik kolusi antara pegawai Bursa Efek Indonesia (BEI) dan OJK dalam meloloskan perusahaan yang tidak layak untuk go public. Dia menegaskan, tindakan terkait merugikan investor dan mencederai kepercayaan publik terhadap pasar modal di Indonesia.

 

Promosi 1

Minta Penjelasan

Dia pun meminta penjelasan dari OJK soal dugaan tersebut dan meminta adanya sanksi tegas agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang. Maka dari itu, dia pun berharap agar OJK dapat melakukan perbaikan sistem manajemen SDM dan pengawasan internal secara lebih transparan dan profesional.

“Ini sebetulnya hukumannya harus keras sekali karena ini membohongi publik. Saya mau tanya, pegawai OJK yang berkolaborasi itu sudah diapakan? Apa sanksinya? Apa yang sudah diperbaiki dalam sistemnya?” Mekeng menandasi.

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya