Puluhan pesepeda dari berbagai komunitas sepeda di Yogyakarta menggelar aksi 'sepeda sunyi' di Monumen Tugu hingga Jembatan Kewek, Jumat malam, 10 Januari 2014.
Mereka mengenakan pakaian serba putih, sebagai bentuk duka atas apa yang menimpa Nova Arif Safaat, pesepeda cilik yang meninggal akibat ditabrak bus pariwisata.
Daniel Suharta, penggiat sepeda Yogja kepada Liputan6.com mengatakan, pada 5 Januari 2014 sebuah minivan parkir di tepi jalan dan sebuah bus pariwisata melaju kencang mengarah ke utara di KM 10 Jalan Palagan.
Bus melewati minivan parkir itu dengan menghindar kearah kanan. Dimensi bus yang besar mau tak mau memakan lajur lawan arah ketika dia mencoba melewati minivan parkir tersebut.
"Saat itu Nova Arif Safaat, pelajar kelas 1 SD sedang mengendarai sepedanya pulang dari kios Ibunya menuju arah selatan. Tabrakan pun terjadi, semua orang yang melihat di sekitar tempat kejadian berlarian menuju lokasi. Namun nahas, Nova sudah sudah tak lagi tertolong, pesepeda muda itu tewas seketika terhantam bus raksasa", kata Daniel.
Menurut Daniel, aksi semalam dilakukan untuk mengenang 7 hari kepergian Nova. 'Sepeda sunyi' diikuti oleh pesepeda yang terdiri dari komunitas-komunitas pesepeda Yogya, antara lain Bangirejo Cycling Club, Berbah Ngepit, Sleman Ngepit, Godean Ngepit, sepeda Tinggi, Klover dan banyak yang lainnya.
Daniel menambahkan, pesepeda membawa lilin dan bunga, serta berdoa sejenak di Tugu, kemudian berjalan kaki menuju Jembatan Kewek. "Di lokasi ini, kita akan memasang monumen sebagai simbol keprihatinan atas kematian Nova dan banyak pesepeda yang lain," kata dia.
Tak hanya mengenang Nova, aksi solidaritas ini dilakukan sebagai peringatan kepada semua orang bahwa pengelolaan ruang-ruang di Yogyakarta belum bisa menjamin keselamatan bagi pengendara atau masyarakat.
"Sepeda sunyi merupakan bentuk keprihatinan atas buasnya jalanan yang tak jarang merenggut nyawa manusia. Nova adalah satu dari antara ribuan korban kecelakaan di jalan. Kematian di jalan bukan kematian yang wajar, ini merupakan bentuk dari kegagalan pengelolaan ruang yang mengakibatkan pengguna jalan harus bertaruh nyawa," kata Daniel.
"Ruang hidup yang manusiawi adalah keinginan semua orang. Oleh karena itu, kita perlu merealisasikannya dan mendesak pelayan publik kita untuk bekerja dengan semestinya dan menjawab kebutuhan masyarakat." (Ein)
Baca juga:
Jokowi Naik Sepeda, Ahok Tetap Pilih Mobil Dinas
Miris, Satwa Kebun Binatang Surabaya Ditukar dengan Motor
Mereka mengenakan pakaian serba putih, sebagai bentuk duka atas apa yang menimpa Nova Arif Safaat, pesepeda cilik yang meninggal akibat ditabrak bus pariwisata.
Daniel Suharta, penggiat sepeda Yogja kepada Liputan6.com mengatakan, pada 5 Januari 2014 sebuah minivan parkir di tepi jalan dan sebuah bus pariwisata melaju kencang mengarah ke utara di KM 10 Jalan Palagan.
Bus melewati minivan parkir itu dengan menghindar kearah kanan. Dimensi bus yang besar mau tak mau memakan lajur lawan arah ketika dia mencoba melewati minivan parkir tersebut.
"Saat itu Nova Arif Safaat, pelajar kelas 1 SD sedang mengendarai sepedanya pulang dari kios Ibunya menuju arah selatan. Tabrakan pun terjadi, semua orang yang melihat di sekitar tempat kejadian berlarian menuju lokasi. Namun nahas, Nova sudah sudah tak lagi tertolong, pesepeda muda itu tewas seketika terhantam bus raksasa", kata Daniel.
Menurut Daniel, aksi semalam dilakukan untuk mengenang 7 hari kepergian Nova. 'Sepeda sunyi' diikuti oleh pesepeda yang terdiri dari komunitas-komunitas pesepeda Yogya, antara lain Bangirejo Cycling Club, Berbah Ngepit, Sleman Ngepit, Godean Ngepit, sepeda Tinggi, Klover dan banyak yang lainnya.
Daniel menambahkan, pesepeda membawa lilin dan bunga, serta berdoa sejenak di Tugu, kemudian berjalan kaki menuju Jembatan Kewek. "Di lokasi ini, kita akan memasang monumen sebagai simbol keprihatinan atas kematian Nova dan banyak pesepeda yang lain," kata dia.
Tak hanya mengenang Nova, aksi solidaritas ini dilakukan sebagai peringatan kepada semua orang bahwa pengelolaan ruang-ruang di Yogyakarta belum bisa menjamin keselamatan bagi pengendara atau masyarakat.
"Sepeda sunyi merupakan bentuk keprihatinan atas buasnya jalanan yang tak jarang merenggut nyawa manusia. Nova adalah satu dari antara ribuan korban kecelakaan di jalan. Kematian di jalan bukan kematian yang wajar, ini merupakan bentuk dari kegagalan pengelolaan ruang yang mengakibatkan pengguna jalan harus bertaruh nyawa," kata Daniel.
"Ruang hidup yang manusiawi adalah keinginan semua orang. Oleh karena itu, kita perlu merealisasikannya dan mendesak pelayan publik kita untuk bekerja dengan semestinya dan menjawab kebutuhan masyarakat." (Ein)
Baca juga:
Jokowi Naik Sepeda, Ahok Tetap Pilih Mobil Dinas
Miris, Satwa Kebun Binatang Surabaya Ditukar dengan Motor