Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta aparat terkait memastikan kebutuhan dasar warga yang mengungsi untuk menghindari dampak letusan Gunung Sinabung di Tanah karo, Sumatera Utara terpenuhi.
"Pastikan pengelolaan benar. Pemkab di-backup oleh pemprov dan pemerintah pusat," kata Presiden usai mendengar paparan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjobroto tentang penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabanjahe, Kamis (23/1/2014) siang.
Yang jadi prioritas dalam penanganan bencana Gunung Sinabung menurut SBY, adalah bagaimana agar tidak jatuhnya korban jiwa. "Mari kita cegah jangan sampai ada korban jiwa, itu prioritas. Masalah rumah rusak bisa diganti, kalau saudara kita meninggal, kita tidak bisa ganti. Semua upaya untuk keselamatan saudara kita," tegasnya.
Presiden juga mengatakan penyediaan fasilitas dasar di tempat pengungsian harus diutamakan. "Untuk makan, minum, air bersih dan peralatan kesehatan tidak boleh ada kekurangan," imbuhnya.
SBY juga menekankan pentingnya mencari jalan yang terbaik bagi petani yang mata pencariannya terganggu akibat erupsi Sinabung. "Solusi bagi petani yang karena musibah benar-benar rusak tentu kalau dibebankan pada yang bersangkutan akan berat, kebijakan seperti apa? Nanti malam saya ada hitung-hitungannya," kata SBY.
Presiden pun berpesan agar relokasi penduduk ke daerah yang lebih aman dilakukan dengan baik.
"Relokasi, radius 3 kilometer itu saya kira gunung berapi manapun berbahaya, yang berada di radius 3 kilometer tidak bisa tinggal dan harus relokasi. Boleh bertani di tempat itu tapi tempat tinggal harus di luar radius yang disebut aman tadi," jelasnya.
Sementara Gubernur Gatot dalam paparannya mengatakan masa tanggap darurat bencana yang berlangsung sejak 15 September 2013 saat ini sudah 6 kali perpanjangan waktu tanggap darurat.
"Intensitas terus menerus 750 kali erupsi, jumlah pengungsi 203 desa, 4 kecamatan, 28.745 orang atau 9.045 kepala keluarga tersebar di 43 tempat pengungsian," jelasnya. (Ant/Ado/Yus)
"Pastikan pengelolaan benar. Pemkab di-backup oleh pemprov dan pemerintah pusat," kata Presiden usai mendengar paparan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjobroto tentang penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabanjahe, Kamis (23/1/2014) siang.
Yang jadi prioritas dalam penanganan bencana Gunung Sinabung menurut SBY, adalah bagaimana agar tidak jatuhnya korban jiwa. "Mari kita cegah jangan sampai ada korban jiwa, itu prioritas. Masalah rumah rusak bisa diganti, kalau saudara kita meninggal, kita tidak bisa ganti. Semua upaya untuk keselamatan saudara kita," tegasnya.
Presiden juga mengatakan penyediaan fasilitas dasar di tempat pengungsian harus diutamakan. "Untuk makan, minum, air bersih dan peralatan kesehatan tidak boleh ada kekurangan," imbuhnya.
SBY juga menekankan pentingnya mencari jalan yang terbaik bagi petani yang mata pencariannya terganggu akibat erupsi Sinabung. "Solusi bagi petani yang karena musibah benar-benar rusak tentu kalau dibebankan pada yang bersangkutan akan berat, kebijakan seperti apa? Nanti malam saya ada hitung-hitungannya," kata SBY.
Presiden pun berpesan agar relokasi penduduk ke daerah yang lebih aman dilakukan dengan baik.
"Relokasi, radius 3 kilometer itu saya kira gunung berapi manapun berbahaya, yang berada di radius 3 kilometer tidak bisa tinggal dan harus relokasi. Boleh bertani di tempat itu tapi tempat tinggal harus di luar radius yang disebut aman tadi," jelasnya.
Sementara Gubernur Gatot dalam paparannya mengatakan masa tanggap darurat bencana yang berlangsung sejak 15 September 2013 saat ini sudah 6 kali perpanjangan waktu tanggap darurat.
"Intensitas terus menerus 750 kali erupsi, jumlah pengungsi 203 desa, 4 kecamatan, 28.745 orang atau 9.045 kepala keluarga tersebar di 43 tempat pengungsian," jelasnya. (Ant/Ado/Yus)
Baca juga:
SBY Menginap di Sinabung, Harga Tenda Rp 60 Juta per Unit
Gunung Sinabung Erupsi Lagi BNPB Rekor Tertinggi Sejak 2013
Waspada Gunung Sinabung Erupsi 3 kali
Ancaman Banjir Lahar Dingin Sinabung Masih Sangat Besar