Liputan6.com, Jakarta Sedih sifatnya temporer dan dapat dilihat oleh semua orang. Berbeda dengan depresi, kebanyakan orang dengan depresi sangat lihai memakai topeng, seolah-olah kondisinya baik-baik saja.
Mereka bisa tersenyum dan terliihat produktif bekerja padahal sedang memikirkan betapa tidak berharganya diri mereka.
Baca Juga
Kesedihan biasanya memiliki penyebab yang jelas dan baru saja terjadi dalam hidup seseorang, entah itu dapat nilai jelek, bertengkar dengan pasangan, proposal business plan ditolak, atau gagal mencapai target yang telah ditetapkan.
Advertisement
Sementara depresi memiliki penyebab yang tidak jelas. Seseorang bisa depresi karena hal yang sudah terjadi tiga bulan lalu, dua tahun lalu, atau bahkan empat belas tahun lalu. Seseorang bisa depresi karena hal-hal yang sangat remeh atau sederhana.
Nah, kira-kira bedanya depresi dengan sedih biasa, berduka dan kehilangan itu seperti apa sih?, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber antara lain buku Loving The Wounded Soul, Senin (28/2/2022).
Bedanya Depresi dengan Sedih Biasa, Berduka dan Kehilangan
Selain sedih biasa, depresi juga sering disamakan dengan berduka atau kehilangan (grief/bereavement/loss). Keduanya bisa menunjukkan gejala yang serupa seperti yang dijabarkan, tetapi ada beberapa hal yang membedakannya, yaitu:
Kesedihan adalah emosi, depresi adalah penyakit kesehatan mental
Kesedihan merupakan emosi yang dapat berubah-ubah, gimana situasi dan kondisi tersebut yang dapat mengubahnya menjadi kesenangan, marah dan lain-lain.
Tapi manusia masih bisa menahan perubahan emosi itu, sementara depresi tidak bisa mengubah takdir seseorang, namun kita masih bisa memperbaiki agar penyakit itu tidak berkepanjangan saat situasi dimana seseorang menurunnya kesenangan.
Kesedihan dapat dilihat, depresi tidak dapat dilihat
Kesedihan sifatnya temporer dan bisa dilihat oleh semua orang. Berbeda dengan depresi, kebanyakan orang sangat lihai memakai topeng, seolah-olah kondisinya baik-baik saja.
Ketika berduka, menunjukkan gejala seperti kesedihan yang mendalam, insomnia, dan tidak nafsu makan
Ketika berduka, seseorang menunjukkan gejala seperti kesedihan yang mendalam, insomnia, dan tidak nafsu makan lauyaknya pada episode depresi mayor.
Namun, ia masih bisa memikirkan memori-memori manis dan menyenangkan mengenai orang terkasihnya.
Berbeda dengan orang yang sedang mengalami episode depresi mayor. Pikirannya lebih di dominasi kekecewaan, kesedihan kesalahan, dan pikiran negatif lainnya yang tidak terkendali.
Tidak kehilangan kepercayaan diri, berbeda dengan depresi yang menghancurkan kepercayaan diri kita atau merasa tidak berharga
Seseorang yang berduka juga tidak kehilangan kepercayaan diri dan masih menganggap dirinya berharga di dunia.
Duka pun akan membaik seiring waktu an ia bisa belajar menerima duka tersebut, berbeda dengan depresi yang menghancurkan kepercayaan diri kita dan membuat kita merasa tidak berharga serta tidak bisa pulih dalam waktu cepat.
Kesedihan dapat perubahan Suasana hati, depresi menghancrkan kehidupan orang
Tidak apa-apa kamu merasa sedih, kecewa, dan marah terhadap seseorang. Namun jangan terlarut dalam memendam kebencian, kekecewaan, kesedihanmu terhadap orang itu.
Meskipun kesedihan bisa dapat dilihat, karena ketika terlarut dalam memendam perasaanmu itu akan menimbulkan permasalahan yang baru sehingga berawal dari kesedihan bisa dapat berekmbang menjadi depresi apabila duka tersebut adalah duka berkepanjangan yang tidak sehat dan tidak tersalurkan dengan baik.
Mereka bisa tertawa, menonton bioskop, memasak bersama teman, walaupun satu jam sebelumnya memikirkan rencana bunuh diri.
Reporter: Loving The Wounded Soul
Advertisement