Benarkah Tahu Sehat Bagi Tubuh Meski Dimakan Terus Menerus?

Saat ini, tahu merupakan salah satu makanan nabati yang paling populer dan merupakan pengganti yang mudah untuk produk hewani seperti ayam dan telur.

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 20 Des 2023, 17:57 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 16:24 WIB
Tahu atau Tofu. Foto: Freepik:Jcomp
Tahu atau Tofu. Foto: Freepik:Jcomp

Liputan6.com, Jakarta - Tahu telah ada sejak berabad-abad yang lalu di Asia. Berbahan dasar dari kedelai dan air. Saat ini, tahu merupakan salah satu makanan nabati yang paling populer dan merupakan pengganti yang mudah untuk produk hewani seperti ayam dan telur.

"Tahu memiliki kandungan protein yang tinggi, yang membuatnya menjadi alternatif yang sangat baik untuk protein hewani," kata Jamie Mok, seorang ahli gizi ahli diet juru bicara nasional Akademi Nutrition and Dietetics (Nutrisi dan Diet).

Menurut American Heart Association, tahu juga mengandung vitamin dan mineral penting seperti kalsium, zat besi, dan vitamin A. Makanan nabati ini juga mengandung isoflavon, sejenis estrogen tanaman, kata Mok.

Beberapa orang mengaitkan isoflavon dengan perkembangan kanker tertentu seperti kanker payudara dan kanker prostat. Kekhawatiran ini berasal dari hubungan antara peningkatan kadar estrogen dan risiko yang lebih tinggi dari kanker tersebut.

Hal ini menyebabkan banyak orang yang melirik tahu sebagai alternatif yang sehat. Inilah yang dikatakan Mok, dan apakah penelitian juga menunjukkan hal yang sama tentang apakah tahu memenuhi syarat sebagai makanan sehat atau tidak.

Apakah tahu benar-benar sehat? Jika Anda mempertimbangkan mineral dan vitaminnya saja, tahu adalah pilihan yang sehat untuk dipertimbangkan, kata Mok.

Namun, "kesalahpahaman yang ada adalah bagaimana kedelai memengaruhi kadar hormon," katanya, "Dan bahwa makan terlalu banyak kedelai dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan."

Tentang Isoflavon

Tahu atau Tofu. Foto: Freepik:Jcomp
Tahu atau Tofu. Foto: Freepik:Jcomp

Mok mengatakan bahwa hal ini tidak benar. Meskipun kedelai mengandung isoflavon, isoflavon ini mirip dengan estrogen manusia, tetapi jauh lebih lemah, katanya. Isoflavon juga sangat berbeda dengan estrogen sintetis yang dapat menyebabkan masalah kesehatan tertentu, katanya.

"Penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia tanaman (isoflavon) ini bersifat netral, atau bahkan memiliki beberapa manfaat kesehatan untuk membantu mengatur estrogen dan melindungi dari kanker payudara," kata Mok.

Setelah menganalisis penelitian dengan 9.514 penderita kanker payudara di Cina dan Amerika Serikat, para peneliti menemukan hubungan antara mengonsumsi isoflavon kedelai setelah didiagnosis dengan risiko kambuhnya tumor sebesar 25% lebih rendah.

Dan selama bertahun-tahun, ada banyak ulasan yang berbeda mengenai apakah mengonsumsi produk kedelai benar-benar bermanfaat bagi kesehatan jantung. Tetapi penelitian terbaru juga mendukung klaim ini.

Sebuah penelitian tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal medis Circulation menemukan bahwa di antara 210.000 pria dan wanita di Amerika, orang yang makan tahu setidaknya sekali seminggu memiliki kemungkinan 18% lebih kecil terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang hampir tidak makan tahu sama sekali.

3 cara sederhana untuk menyiapkan tahu:

Setelah Anda mengetahui tentang potensi manfaat kesehatan dari tahu, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengolahnya. Banyak orang yang tidak begitu menyukai rasa tahu, tetapi untungnya ada beberapa cara untuk membuat tahu menjadi lebih lezat.

Berikut adalah beberapa tips Mok dalam memasak tahu:

Gunakan produk tahu yang lembutBuatlah tahu yang renyah di dalam penggorengan atau bila ingin rendah lemak gunakan air fryerRendam, bumbui, dan lapisi tahu yang lebih keras dengan tepung maizena, lalu panggang dalam ovenKedelai dapat menjadi pilihan yang baik dan sehat untuk dimasukkan ke dalam menu makanan Anda, kata Mok. Mengonsumsi 25 gram protein kedelai setiap hari adalah yang direkomendasikan untuk mendapatkan manfaat kesehatan jantung.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya