Liputan6.com, California - Belakangan ini, mobil tanpa sopir (otonomos) cukup meraih perhatian publik. Dari pabrikan hingga negara maju, seperti Inggris dan AS mulai menggodok regulasi untuk menggolkan mobil tersebut secara legal berkeliaran di jalan.
Pelbagai kelebihan pun diharapkan dapat diusungnya, seperti mengurangi angka kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Atas dasar itu, mobil ini dinilai pas oleh otoritas Inggris untuk segera diuji cobakan dalam waktu dekat.
Terlepas dari hal itu, mobil otonomos sendiri saat ini meraih sambutan beragam dari konsumen, baik pro maupun kontra. Berdasarkan survei yang dilakukan Insurance.com, sebanyak 22 persen dari dua ribu pengemudi mengatakan, mereka tak keberatan untuk nantinya membeli mobil otonomos. Sementara 53 persen lainnya masih menyatakan ragu.
Advertisement
"Pada akhirnya, orang akan sadar bahwa tiba masanya dimana mobil dapat dikendalikan oleh komputer," ujar Managing Editor Insurance.com, Des Toups. Demikian dilansir dari Carscoops, Selasa (9/8/2014).
"Sekarang, dengan beragam fitur, seperti anti tabrakan, mobil ala Google pun dijanjikan siap meluncur dalam beberapa tahun ke depan. Faktanya, mobil otonomos bukan lagi sekedar kisah fiksi ilmiah semata," imbuh dia.
Meski menjadi gambaran sebuah mobil di masa depan, nyatanya tak semua orang optimistis dengan performa mobil tanpa sopir tersebut. Toups menuturkan, bahwa sebanyak 25 persen dari konsumen belum merasa tak tertarik untuk membeli mobil tersebut.
Uniknya, walaupun mayoritas responden menyambut baik kehadiran mobil otonomos itu, nyatanya sebanyak 76 persen masih belum mempercayai kemampuan mobil tersebut dalam mengemban tugas-tugas spesifik, seperti mengantar anak ke sekolah.