AS: Sulit Tembus Pasar Otomotif Jepang

Deputi Perwakilan Dagang AS, Wendy Cutler, mengatakan bahwa sangat sulit bagi pabrikan otomotif AS untuk mengakses pasar Jepang.

oleh Rio Apinino diperbarui 02 Apr 2015, 07:11 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 07:11 WIB
Wendy Cutler
Deputi Perwakilan Dagang AS, Wendy Cutler, berjabat tangan dengan Hiroshi Oe, wakil kepala negosiator Jepang sebelum membicarakan negosiasi perdagangan Trans-Pacific Partnership (Foto: Getty Images)... Selengkapnya

Liputan6.com, New York - Beberapa negara yang cukup kuat dalam hal industri otomotif adalah Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Untuk memperebutkan pasar, kedua negara ini akan bersaing, termasuk, memproteksi pasar dalam negerinya. Relasi ini yang kemudian muncul di antara Jepang dan AS.

Deputi Perwakilan Dagang AS, Wendy Cutler, mengatakan bahwa sangat sulit bagi pabrikan otomotif AS untuk mengakses pasar Jepang. Meskipun tidak ada tarif untuk mobil dan truk, tetapi sejumlah hambatan non-tarif diyakini menjadi penyebabnya.

"Ada berbagai hambatan non-tarif di Jepang yang secara efektif menutup pasar otomotif Jepang untuk produsen AS," kata Culter dalam acara negosiasi perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) seperti yang dikutip dari Reuters, Rabu (4/1/2015).

Hambatan non-tarif adalah berbagai kebijakan perdagangan yang dapat menimbulkan distorsi pasar. Beberapa realisasi kebijakannya adalah pembatasan impor, standardisasi kualitas, hingga penerapan peraturan khusus.

Untuk menanggulanginya, AS akan bernegosiasi kembali dengan Jepang untuk mencapai kesepakatan bilateral. Satu minggu sebelumnya, beberapa perwakilan Jepang telah terlebih dulu bernegosiasi dengan AS di Washington.

"Ketika Jepang bergabung dengan negosiasi TPP, mereka sepakat untuk kembali bernegosiasi untuk membahas masalah otomotif," kata Cutler. Ia juga berjanji untukt terus menjalin komunikasi dan mencapai kemajuan sebanyak mungkin sebelum Perdana Meteri Jepang datang ke AS tanggal 29 April nanti.

Menurut Departemen Perdagangan, pada tahun 2014, defisit perdagangan AS dengan Jepang mencapai hampir US$ 67 miliar. Jumlah ini turun 8,7 persen dari tahun 2013.

(rio/gst)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya