Parkir Jangan Pakai Standar Samping Terus, Ini Alasannya

Sebaiknya ubah kebiasaan itu karena meski standar samping lebih mudah dilakukan, tetapi juga ada beberapa kerugian

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 23 Feb 2017, 14:42 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2017, 14:42 WIB
Standar Samping
Standar samping sepeda motor

Liputan6.com, Jakarta - Mengendarai motor memberi lebih banyak kemudahan kepada para pengendaranya. Karena tidak memakan banyak tempat, membuat motor menjadi lebih praktis termasuk saat mencari parkir.

Bagi Anda pengendara motor, apakah selalu memarkirkan motor dengan standar samping? Jika iya, maka sebaiknya ubah kebiasaan itu karena meski standar samping lebih mudah dilakukan, tetapi juga ada beberapa kerugian yang bisa dibawanya.

Pertama, standar samping dapat membuat motor yang terparkir lebih mudah jatuh. Saat diparkir di jalan yang tidak rata, motor yang menggunakan standar samping bisa menjadi sangat miring dan sangat mudah jatuh saat tersenggol. Hal ini juga bisa merugikan tidak hanya motor anda tetapi juga motor di sebelah Anda. Jadi pastikan Anda memarkir kendaraan di daerah yang permukaannya datar.

Kedua, ketika menggunakan standar samping posisi motor menjadi tidak seimbang dan condong ke kiri. Hal ini bisa membuat sisi sebelah kiri ban motor menjadi lebih cepat gundul. Dalam posisi ini, permukaan ban yang menyentuh aspal juga lebih banyak dan dapat membuat tekanan angin di dalam ban semakin berkurang.

Tidak hanya itu, posisi ini juga membuat suspensi di sebelah kiri menjadi lebih berat. Akibatnya sok menjadi condong ke satu sisi dan sok kiri akan lebih cepat rusak.

Selain itu, diakui atau tidak, banyak pengendara yang seringkali lupa untuk menaikkan standar mereka setelah parkir dengan standar samping. Hal ini bisa membahayakan keselamatan Anda dan orang lain yang ada di jalanan apalagi ketika motor condong ke samping.

Memarkirkan motor dengan standar tengah cukup sulit dan memakan tenaga. Namun tenaga ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan berbagai resiko yang bisa menimpa motor dan keselamatan anda saat berkendara di jalan.

Jangan Isi Radiator Mobil Bekas dengan Coolant

[INFOGRAFIS] Perhatikan Hal-Hal ini pada Radiator Mobil Anda
Radiator coolant pada mobil bekas, bolehkah?

Pasti Anda bertanya-tanya mengapa dilarang keras menggunakan coolant pada radiator mobil yang tak lagi baru atau seken? Padahal, bukankah cairan itu memiliki kelebihan ketimbang air biasa?

Memang, radiator coolant memiliki beragam manfaat. Tapi, disarankan cairan ini digunakan pada mobil baru saja. Untuk mobil bekas, ada baiknya melakukan pemeriksaan radiator terlebih dahulu.

Ya, bila pemilik sebelumnya rajin menggunakan coolant, maka tak perlu ragu untuk mengguankan cairan yang sama. Tapi bila tidak, jangan dilakukan.

Pasalnya, radiator yang menggunakan air mengakibatkan jalur air di kepala silinder hingga blok mesin berkarat. Praktis, penggunaan coolant yang umumnya memiliki senyawa kimia anti rust dapat membuat seluruh karat rontok dan menimbulkan masalah baru.

"Memakai coolant akan membuat karat-karat rontok, sehingga bisa membuat lubang antara jalur air dengan jalur oli," papar Yusuf Ali, mekanik Praju Motor. Akibatnya, kata Yusuf, air dan oli akan tercampur pada mesin mobil.

Lebih lanjut, tanda oli dan air bercampur pada mesin bisa terlihat ketika memeriksa dipstick oli. Saat diseka dengan lap bersih (berwarna putih) akan terlihat warna seperti kopi susu.

Bila kondisi ini terjadi, mobil bekas yang sedianya dibeli untuk menunjang mobilitas justru membuat kantung jebol. Sebab, Anda perlu merogoh kocek dalam untuk melakukan overhaul atau paling tidak menguras mesin.

Dalam kasus ekstrim, masalah ini membuat pemilik kendaraan harus dibebankan untuk mengganti kepala silinder. Jadi, cerdaslah dalam membeli dan merawat mobil bekas!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya