Mengenal Teknik Hard Braking

Pengereman motor mungkin dianggap biasa oleh sebagian besar orang.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 16 Mei 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 18:00 WIB
Rem depan sepeda motor
Ilustrasi.

Liputan6.com, Sidoarjo - Pengereman motor mungkin dianggap biasa oleh sebagian besar orang. Namun sebetulnya ia adalah satu teknik terpenting dalam berkendara. Tanpa cara mengerem yang baik, potensi menabrak semakin tinggi.

Dalam hal ini, dikenal satu teknik bernama hard braking. Sederhananya ini adalah teknik pengereman yang dilakukan dalam keadaan darurat, mengerem saat objek yang dekat dari depan kita berhenti atau melambat tiba-tiba.

"Hard braking itu pakai rem depan dulu baru belakang. Selisihnya sepersekian detik," ujar Ipank, Safety Riding Instructur Astra Motor Honda Papua di acara Astra Honda Safety Riding Instructur Competition di Sidoarjo, Selasa (16/5/2017).

Alasan menggunakan rem depan terlebih dulu adalah karena tenaga potensial pada ban depan lebih rendah, sehingga kerja rem lebih ringan tapi berdampak lebih signifikan. Sementara ban belakang lebih bertenaga.

Kemudian, perhatikan pula momen menekan tuas rem. Ipank mengatakan, kesalahan yang kerap terjadi adalah menekan tuas rem hingga mentok. "Yang benar itu jangan sampai roda mengunci, tapi berangsur," terangnya.

Di sini ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Selain tidak menekan langsung habis, cara lainnya adalah melakukan gerakan "mengocok"  yaitu tekan-lepas-tekan-lepas rem sampai motor benar-benar berhenti.

Cara pertama lebih ampuh jika jarak pengereman sangat dekat. Soal jarak sendiri, menurut Ipank yang aman adalah berpatokan pada visibilitas pengendara itu sendiri. "Kita harus dapat melihat keadaan di depan," tambahnya.

Tentu, semua ini tidak akan efektif jika kondisi sistem pengereman sendiri buruk. Maka dari itu, selain kemampuan mengerem, seorang biker juga harus memastikan kalau perangkat pengeremannya dalam kondisi baik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya