Chief Engineer Suzuki Tinggal di Indonesia Demi XL7

Suzuki XL7 resmi menjadi senjata baru PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) untuk menggempur pasar otomotif Tanah Air. Peluncuran medium SUV ini dilakukan pada akhir pekan lalu di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2020, 13:04 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 13:04 WIB
Suzuki XL7
Sebagai medium SUV, Suzuki XL7 memiliki tampilan yang gagah.(Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Suzuki XL7 resmi menjadi senjata baru PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) untuk menggempur pasar otomotif Tanah Air. Peluncuran medium SUV ini dilakukan pada akhir pekan lalu di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Chief Engineer Suzuki XL7, Masayuki Ishiwata dalam wawancara dengan Oto menyatakan bahwa Ia bahkan tinggal di Indonesia selama tiga tahun sebelum menghasilkan XL7.

"Kami mengembangkan mobil itu dalam waktu tiga tahun. Dari mulai sketsa sampai produk jadi," ujar Ishiwata usai peluncuran XL7 hari Sabtu (15/2) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

"Saya bekerja di sini sampai tahun 2018 dan memang ditugaskan untuk mengembangkan kendaraan ini. Saya bersama tim melakukan ragam studi dan riset. Banyak hal yang saya kerjakan untuk Suzuki XL7 dan saya merasa gembira mobil itu meluncur pada hari ini," tambahnya. Setelah masa kerjanya habis, Ishiwata kembali ke Jepang dan posisinya sekarang ini adalah Chief Engineer Automobile Product Development Dept 2.

Melalui penerjemahnya, Ishiwata membenarkan bahwa platform Suzuki XL7 sama dengan Suzuki Ertiga. Namun, tegasnya, Suzuki XL7 memiliki puluhan komponen yang berbeda dengan Ertiga itu sendiri. "Inspirasi pembuatan mobilnya berasal dari konsumen Indonesia. Kami mendasarkan pada kebutuhan konsumen Indonesia, pasar di Indonesia, keinginan konsumen di Indonesia."

"Memang prototipe mobilnya dibangun di Jepang. Setelah itu kami bawa ke Indonesia untuk diuji coba di medan jalanan yang ada di Indonesia. Agar kita tahu produk ini memang pas untuk Indonesia. Saya sendiri kurang ingat berapa kilometer kami mencoba XL7. Tapi medan jalannya, ya jalan-jalan yang ada di sini,” ucapnya lagi.

Ishiwata menegaskan, meskipun basisnya hampir mirip dengan Ertiga, SUV XL7 sebenarnya berbea dengan Ertiga, terutama dari penampilan. "Lihat saja fascianya. Berbeda. Bentuk engine hood berbeda. Dimensi berbeda, ground clearance juga berbeda. Bannya juga berbeda."

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pengembangan Tiga Tahun

Kalau basisnya dari Ertiga, kenapa pengembangannya harus memakan waktu selama 3 tahun?

“Selain mengembangkan produknya, kami juga harus menghitung bagaimana dengan pasarnya nanti? Bagaimana dengan komponennya, atribut-atributnya apa saja agar mobil kita lebih baik dibandingkan kompetitor dan lain-lain. Karena seperti saya sebutkan tadi, Suzuki XL7 memiliki puluhan komponen yang berbeda dengan Ertiga. Jadi kami harus memikirkan secara matang risetnya. Baik secara produk, komponen maupun pasarnya."

Ia mengimbuhkan bahwa ground clearance XL7 lebih tinggi 20 mm (2cm) daripada Ertiga karena pertimbangan kota-kota di Indonesia suka banjir. "Jadi kita harus tinggikan. Kesan SUV-nya pun kan jadi lebih kuat."

Ia juga menganulir jika Suzuki XL6 yang dipasarkan di India dan XL7 itu mobil yang sama. "Tidak sama. Suzuki XL6 yang dipasarkan untuk pasar India dengan XL7 berbeda. XL7 itu dikembangkan berdasarkan kebutuhan konsumen Indonesia. Ground clearance-nya saja berbeda. Jarak pijaknya XL6 itu sama dengan Ertiga, (180 mm)," pungkas Ishiwata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya