Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona Covid-19 yang menghantam Indonesia, berdampak besar bagi industri otomotif nasional. Hal tersebut, bisa dilihat dari daya beli masyarakat yang menurun drastis, dan tentu saja catatan penjulan roda empat yang turun sangat signifikan.
Dijelaskan Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), membeli mobil bukan merupakan kebutuhan premier, bahkan sekunder atau tersier. Kendaraan sendiri, merupakan kebutuhan yang terkahir bagi masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
"Penurunan penjualan karena Covid-19 dan juga pemberlakuan PSBB, luar biasa. Diperkirakan tahun ini, penjualan mobil hanya mencapai 600 ribuan unit, dari tahun lalu sebanyak 1.050 jutaan unit," ujar Nangoi dalam diskusi virtual Industry Roundtable, beberapa waktu lalu.
Lanjut Nangoi, jika dilihat dari penjualan wholesale turunnya sangat drastis, sekitar 90 persen. Volumennya sendiri, sekitar hanya 8 ribuan unit, dan ini pukulan yang luar biasa.
Sedangkan untuk ritelnya, sekitar 24 ribuan unit, dan jadi penjualan terendah dalam beberapa tahun belakangan.
Target setahun
"Mei akan lebih berdampak lagi, karena penerapan PSBB berlaku di banyak daerah di Indonesia. Begitu juga dengan hari Lebaran, dan penjualan akan lebih rendah dibanding April," tegasnya.
Sementara itu, prediksinya, Juni sudah sedikit membaik, dan Juli ekonomi mulai meningkat, dan Agustus sudah mulai normal.
"Prediksi kami, penjualan setahun 600 ribuan unit. Itu kami buat saat Maret, namun jika melihat April dan Mei sedang berjalan, ada perasaan was-was, dan 600 ribu unit juga sepertinya masih berat," pungkasnya.
Advertisement