Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang memiliki batasan tersendiri saat mengartikan barang mahal atau murah. Namun, kebanyakan orang bakal sependapat jika uang sebanyak 60 juta rupiah untuk sepeda motor tidaklah sedikit. Ya, kurang lebih perlu menyiapkan budget segitu demi mendapat Honda CBR250RR dari diler.
Karena itulah berburu unit bekas bisa menjadi pilihan bijak. Mengingat usianya belum terlalu tua dan jadi yang tercanggih di kelasnya.
Advertisement
Baru tiga tahun sport fairing ini mengaspal di Tanah Air. Masih muda. Seharusnya mayoritas unit tak begitu terpengaruh menyoal performa. Alias prima. Pun kalau terdapat masalah minor. Utamanya di area bodi, seperti gores-gores halus.
Nilai jualnya cukup menarik. Kami menemukan banyak pedagang menyantumkan nominal Rp 46 juta sampai Rp 50 juta untuk tipe standar. Sementara di atas Rp 50 juta rata-rata yang sudah ABS. Lumayan jika dibandingkan harga barunya mulai Rp 61 juta sampai Rp 72,7 juta OTR Jakarta.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sama dengan Keluaran Terbaru
Apa yang Anda nikmati juga benar-benar sama dengan keluaran terakhir. Belum ada update mengenai wajah maupun performa. Meski digembar-gembor tahun ini generasi barunya muncul dengan tambahan fitur assist dan slipper clutch. Tapi toh tanpa dua kelengkapan itu pun CBR sudah impresif. Dan jika benar rilis di penghujung tahun, harga bekasnya bisa jadi menurun lagi.
Salah satu poin utama dari CBR, ia dibekali mekanisme throttle-by-wire. Yap, tak satu pun kompetitor memilikinya. Baik Yamaha R25 yang lebih murah, atau Kawasaki Ninja 250 dengan harga di atasnya. Mereka masih mengandalkan tuas gas konvensional.
Â
Advertisement
Fitur
Karenanya CBR bisa memiliki mode mengendara. Karakter dan respons tenaga bisa disesuaikan dalam tiga tahap. Paling santai Comfort, Sport untuk gaya berkendara moderat, sementara Sport Plus paling agresif. Cara menggantinya mudah. Cukup dengan menekan tombol di belakang saklar kiri, ECU langsung membaca pesan itu. Tapi jangan lupa, tiap perpindahan perlu menutup gas lebih dulu.
Bukan terdepan dari segi teknologi saja, rancang bangun dapur pacu juga dipikirkan baik-baik. Mesin dua silinder paralel 250 cc delapan katup memproduksi daya besar. Tercatat tenaga maksimal 38,1 Hp/12.500 rpm serta torsi puncak 23,3 Nm/11.000 rpm. Sebagai gambaran, output itu berada di pertengahan rival abadinya: R25 dan Ninja 250.
Â
Kaki-Kaki
Area kaki-kaki boleh dibilang paling optimal. Di depan sudah memakai fork upside down berdiameter besar. Sementara belakangnya ditopang monoshock yang bisa disetel, dipadukan swing arm berbahan aluminium. Tentu menjadi keunggulan, karena Geng Hijau dan Pabrikan Garpu tala masih mengenakan lengan besi.
Bicara kelengkapan lain di dalam panel instrumen bisa dibilang sama bagusnya. Seluruh informasi fundamental sudah tersaji. Berikut tampilan futuristik. Kalau mengenai desain, rasanya tak perlu ditanya lagi. CBR generasi ini sangat representatif untuk dikatakan motor sport. Sekaligus revolusioner ketimbang dua kompetitor Jepang. Walaupun, pasti ada saja yang tak suka. Tergantung selera.Â
Sumber: Oto.com
Advertisement