Ini Efek Negatif Menggunakan Bensin Beroktan Rendah

Meski tersedia beragam pilihan bahan bakar atau bensin, pemilik kendaraan sebaiknya tetap mengikuti panduan yang diberikan pabrikan otomotif. Hal ini berkaitan dengan performa yang dihasilkan mesin.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 14 Sep 2020, 15:09 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2020, 15:06 WIB
20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Meski pilihan bahan bakar minyak (BBM) yang tersedia beragam, pemilik kendaraan sebaiknya tetap mengikuti panduan yang diberikan pabrikan otomotif. Hal ini berkaitan dengan performa yang dihasilkan mesin.

Tak hanya itu, Probo Prasiddhahayu, Pertamina Sales Area Manager Retail Banten menegaskan, terdapat beberapa efek negatif terkait penggunaan bahan bakar beroktan rendah.

"Efeknya apa kalau kita tidak pakai BBM yang tidak sesuai dengan oktan number yang direkomendasikan pabrikan. Dalam jangka pendek tentunya, kita akan merasakan kurang tenaga dan lebih boros. Kenapa lebih boros, jelas timbalnya lebih besar, otomatis banyak yang terbuang," kata Prabo.

Selain tenaga mesin tak optimal dan konsumsi BBM lebih boros, penggunaan bensin beroktan rendah juga membuat mesin menggelitik (knocking). Tak hanya itu, biaya perawatan kendaraan juga jadi lebih mahal.

"Paling nyebelin adalah mesin menjadi berisik dan ndut-dutan. Kita betulin dan sebagainya ada oksidasi ada kerak dan lain-lain. Otomatis biaya perawatan yang tadinya cuma servis berkala, akhirnya berdampak pada perawatan mesin yang lebih mahal," ujarnya.

Untuk penggunaan jangka panjang, Prabo juga mengatakan, sedikitnya terdapat empat efek negatif yang akan ditimbulkan apabila pemilik kendaraan tetap menggunakan BBM beroktan rendah, salah satunya merusak piston.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Emisi Gas Buang

Tak hanya itu, pengendapan kerak karbon (deposit) dan turun mesin bisa saja terjadi akibat penggunaan bensin yang tidak tepat. Hal terburuk lainnya ialah emisi gas buang yang lebih polutif.

"Jangka panjangnya lebih parah lagi, seperti rusak piston, ada kerak turun mesin sebelum waktunya. Jadi durability dari mesin juga berpengaruh gara-gara penggunakan kendaraan tidak sesuai dengan RON-nya itu tadi," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya