Liputan6.com, Jakarta Di masa pandemi Covid-19, banyak orang menahan diri untuk membeli mobil. Namun di satu sisi, memiliki mobil untuk keperluan pribadi bisa mengurangi risiko terpapar virus Corona. Sisi lainnya, roda ekonomi sedang tidak berputar lancar. Lantas bagaimana bisa mengakomodasi keperluan dan menghindari kredit macet?
Sepertinya, memang tidak perlu muluk-muluk mengejar kendaraaan berbanderol mahal. Namun poin utama yang patut diperhatikan ialah tepat guna. Entah itu mobil baru atau mobil bekas. Melansir Oto.com, berikut beberapa tips terkait dengan keuangan sebelum membeli mobil secara kredit.
Advertisement
Baca Juga
Pendapatan Bulanan
Untuk sekadar contoh, Anda punya penghasilan bulanan sebesar Rp6 juta, coba sisihkan sebesar 30 persen. Berarti minimal uang yang harus ditabung Rp2 juta. Atau jika punya rezeki berlebih, seyogianya tingkatkan simpanan itu. Syukur bisa 50 persen atau Rp3 juta.
Tentunya harus punya disiplin kuat atau konsistensi agar tidak menghamburkan uang, pada sesuatu yang dianggap kurang perlu. Ini jadi kunci untuk kesuksesan kredit mobil.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Hati-Hati Menentukan DP
Langkah selanjutnya ialah menentukan besaran uang muka (DP) kendaraan impian. Hal ini sangat mempengaruhi anggaran bulanan.
Bagi pembeli mobil pertama. Memang dibutuhkan kesabaran ekstra dalam mengumpulkan sejumlah dana untuk DP. Tabungan yang disiapkan tadi, bisa digunakan membayar uang muka mobil. Setidaknya siapkan duit 30 persen dari harga kendaraan. Lantas, tentukan pula, uang yang terkumpul tadi akan dilarikan ke mana. Dipakai membeli mobil baru atau bekas?
Kalau uang terkumpul dalam jumlah banyak, membeli mobil gres masuk akal. Namun jika dana pas-pasan dan ingin cicilan yang relatif ringan, mau tak mau solusinya beli mobil bekas. Apalagi kebutuhan mobil secara personal berbeda-beda. Ada yang cenderung memilih buat keluarga dan ada juga hanya dipakai untuk aktivitas harian di kota.
Â
Advertisement
Riset di Internet
Pada era digital sekarang ini, memiliki sebuah kendaraan pribadi sebetulnya makin gampang. Beragam terobosan dibikin guna mempermudah calon konsumen. Segudang tawaran dan promo menarik bisa didapatkan via internet. Tinggal memilih dengan bijak. Beragam info, harga, spesifikasi hingga komparasi tersedia lengkap. Bahkan mempermudah dalam proses pembelian, dengan mengisi formulir data diri.
Namun tetap, sebelum mewujudkan impian membeli mobil anyar atau bekas, harus punya perhitungan matang. Jangan sampai salah langkah, yang berakibat memberatkan cashflow alias aliran keuangan Anda saat membayar cicilan mobil. Mau mobil bekas atau baru, cara memilikinya sangat mirip. Apalagi kalau cara membelinya lewat lembaga pembiayaan atau leasing.
Misal mau kredit Toyota Agya 1.2 G A/T STD Rp 161,64 juta on the road Jakarta. Bisa sediakan uang panjar Rp37 juta. Selanjutnya mengangsur Rp2,52 juta dengan tenor 72 kali. Semakin tinggi besaran down payment, makin meringankan cicilan bulanan kelak. Catatan penting buat Anda. Sebaiknya jangan mudah tergiur tawaran DP rendah atau DP 0 persen. Kecuali sudah paham soal manajerial risiko yang dihadapi nanti.
Jangan Paksakan Mobil Baru
Andai ternyata uang terkumpul belum banyak. Opsi lain ialah menengok mobil bekas. Sebagai mobil pertama, Agya G AT lansiran 2016 tergolong masih oke. Tidak begitu tua dalam hal perawatan rutin kalau kondisi normal. Di pasar mobkas dijual Rp80 jutaan.
Lantas trim G AT keluaran 2018 dijajakan sekira Rp95 jutaan. Nah, selain murah, besaran penyusutan nilai (depresiasi) juga tak terlalu besar bila unit harus dijual kembali. Beda tatkala langsung beli mobil baru, lantas beberapa tahun berselang didagang ke pasar mobkas. Penurunan bisa lebih besar. Itulah sejumlah pertimbangan ringan sebelum membeli kendaraan, agar tak salah langkah.
Sumber: Oto.com (Alx/Tom)
Advertisement