Dukung Kendaraan Listrik, Daimler Ingin Produksi Sel Baterai Sendiri

Produsen mobil mewah Daimler AG, ingin memproduksi sel baterai sendiri

oleh Arief Aszhari diperbarui 23 Jun 2021, 12:02 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2021, 12:02 WIB
Daimler AG didenda senilai Rp 21 Triliun karena kasus emisi diesel (Automotive News)
Daimler AG didenda senilai Rp 21 Triliun karena kasus emisi diesel (Automotive News)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen mobil mewah Daimler AG, ingin memproduksi sel baterai sendiri. Bahkan, jenama asal Jerman ini telah mencapai kesepakatan untuk membeli sel baterai lithium-ion dari Farasis Energy pada 2019. Demikian dikutip dari Reuters, seperti disitat dari Business Insider, Rabu (23/6/2021).

Pemasok baterai Cina-Amerika Serikat ini juga membangun pabrik di Jerman Timur untuk membantu pembuat Mercedes-Benz ini meningkatkan produksi kendaraan listriknya.

Namun, pabriknya sendiri belum dibangun dan ada masalah dengan contoh sel awal, seperti dilaporkan Business Insider mengutip sumber perusahaan yang mengetahui hal ini.

Tapi belum jelas, apakah Daimler ingin memproduksi sel baterainya sendiri atau bekerjasama dengan mitra.

Sementara itu, salah satu juru bicara Daimler menolak berkomentar terkait rencana ini.

Sebagai informasi, Daimler sendiri tengah intensif dengan kemitraan pembuat baterai Cina, Contemporary Amperex Technology (CATL), sebagai bagian dari rencana untuk mempercepat elektrifikasi.

Daimler Terpaksa Jual Puluhan Dealer Mercedes-Benz di Eropa

Kesulitan keuangan yang dirasakan oleh Daimler, akhirnya membuat perusahaan otomotif tersebut melakukan langkah baru. Mereka berniat untuk melepas 25 diler Mercedes-Benz di beberapa negara di Eropa dan Inggris untuk menambah kas perusahaan.

Melansir dari surat kabar Jerman, Handelsblatt, Daimler, tidak menampik bahwa pihaknya tengah mencari pembeli yang siap untuk menjadi pemilik baru dari beberapa diler mereka di Inggris, Spanyol dan Belgia.

Tidak tanggung-tanggung, dalam penjualan diler tersebut, Daimler, menargetkan harus mendapat dana sebesar USD 1,2 Miliar atau setara dengan Rp 17,1 triliun

Meski harus menjual 25 dilernya, namun, Daimler menegaskan kepada pembeli barunya nanti agar tetap mempertahankan 2.800 karyawannya yang tersebar di wilayah tersebut.

"Dalam pembicaraan potensial dengan pembeli yang tertarik, prioritas tinggi ditempatkan pada keberhasilan ekonomi jangka panjang mereka dan berkelanjutan dengan operasi Mercedes-Benz," jelas juru bicara yang enggan dipublikasi identitasnya.

 

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya