Sering Terlibat Kecelakaan, Senator Amerika Serikat Meminta Mobil Listrik Tesla Diinvestigasi

Akibat beberapa kecelakaan yang dialami mobil Tesla, Senator Amerika Serikat meminta pihak berwenang untuk melakukan investigas

oleh Fahmi Rizki diperbarui 19 Agu 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 13:00 WIB
Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Sebagai mobil listrik yang diklaim memiliki fitur full autopilot, Tesla, berhasil memikat banyak konsumen otomotif. Namun, celakanya, banyak konsumen yang termakan oleh kampanye iklan dari Elon Musk tersebut dan justru berbuah kecelakaan.

Melihat banyaknya kejadian kecelakaan tersebut, Senator Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Richard Blumenthal, mendesak kepada Federal Trade Commision (FTC), untuk melakukan penyelidikan terhadap unit Tesla yang dinilai menyesatkan konsumen dengan iming-iming sistem autopilotnya.

Melansir Reuters, Senator tersebut mengatakan bahwa CEO Tesla, Elon Musk, kerap kali menggembar-gemborkan kemampuan mobil tersebut secara berlebihan. Hasilnya, masyarakat yang percaya justru mengalami kecelakaan lantaran kampanye menyesatkan tersebut.

"Tesla dan CEO Tesla, Elon Musk, berulang kali melebih-lebihkan kemampuan kendaraan mereka. Menempatkan pengemudi Tesla dan semua masyarakat yang berpergian dalam risiko cedera serius atau bahkan bisa menyebabkan kematian," jelas Richard.

Lantaran mendengar kehebatan tersebut, ia menambahkan banyak pengemudi Tesla yang mendengarkan kampanye tersebut dan percaya bahwa mobil mereka dilengkapi dengan fitur autopilot tanpa mempertimbangkan adanya konsekuensi yang berpotensi kecelakaan.

Meski hal tersebut sudah digaungkan oleh Senator, namun, pihak dari FTC masih enggan memberikan komentar. Meski mereka pada akhirnya mengonfirmasi bahwa ada permintaan dari Senator untuk melakukan investigasi terkait mobil Tesla. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sejak 2016 Sudah Ada Kecelakaan yang Disinyalir Akibat Fitur Autopilot

Tesla Ingin Bangun Pabrik Raksasa di Jepang?
Elon Musk ingin membuka fasilitas produksi baru diluar Amerika Serikat.

Sebelum Senator tersebut berkomentar terkait beberapa kecelakaan yang melibatkan Tesla, NHTSA, pada Juni 2016 telah membuka investigasi mereka bahwa ada 30 kecelakaan yang dialami oleh mobil Tesla.

Badan keselamatan tersebut mencurigai bahwa kecelakaan tersebut terkait dengan sistem bantuan pengemudi yang canggih dan tengah digunakan oleh pemiliknya saat berkendara.

Autopilot sendiri merupakan fitur standar Tesla yang memungkinkan kendaraan tersebut dapat berjalan tanpa harus menginjak pedal gas. Selain itu, melalui fitur tersebut mobil ini juga bisa melakukan jaga jarak dari mobil yang ada di depannya.

Tesla sendiri menjual fitur driving assistance ini dengan harga USD 10.000 atau setara dengan Rp 143,8 jutaan. Beberapa pihak menilai bahwa, meski menggunakan nama autopilot, namun fitur tersebut tidak sepenuhnya bisa bekerja sendiri dan harus dalam kendali pengemudinya untuk meminimalisir kecelakaan.

Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air

Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air.
Infografis Eksistensi Sepatu Lokal di Tanah Air. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya