Bertekad Kuasai Pasar EV Dunia, Hyundai Siapkan Investasi Rp 269 Triliun

Saat ini Hyundai sedang menggencar perkembangan Electric Vehicle (EV) mereka. Untuk mendukung tujuan tersebut, Hyundai akan menginvestasikan 24 triliun won Korea atau sekitar Rp 269 triliun.

oleh Jordy Rivaldo diperbarui 19 Apr 2023, 06:14 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 06:14 WIB
Hyundai Ioniq 6 Edisi Pertama
Hyundai Ioniq 6 . (Insideevs)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini Hyundai sedang menggencarkan perkembangan Electric Vehicle (EV) mereka. Hyundai Motor Group (HMG) bertujuan untuk menjadi salah satu dari tiga produsen EV teratas dunia pada 2030

Target tersebut diharapkan akan terwujud melalui penjualan gabungan model listrik dari Kia dan Genesis sebagai anak perusahaan Hyundai. 

Untuk mendukung tujuan tersebut, Hyundai akan menginvestasikan 24 triliun won Korea atau sekitar Rp 269 triliun untuk Hyundai Motor, Kia dan Hyundai MOBIS (MObility Beyond Integrated Solution) pada 2030.

Melalui investasi ini, produsen mobil asal Korea Selatan tersebut akan memperluas produksi EV tahunan di Negeri Gingseng menjadi 1,51 juta unit dan volume global menjadi 3,64 juta unit. 

Sementara itu, dalam jangka waktu 1 tahun ini, Hyundai mengatakan memproduksi 31 model EV di seluruh mereknya. Sebagai contoh ada Kia EV9 yang akan memulai debutnya tahun ini, dan Hyundai Ioniq 7 yang segera tiba pada 2024.

Kemudian pada Oktober 2022 lalu, HMG juga mengungkapkan bahwa mereka akan mengembangkan dua platform kendaraan listrik baru, dengan arsitektur eM yang akan diperkenalkan pada 2025. 

Selain itu, platform platform eS berdesain "skateboard" juga akan disematkan mobil Purpose Built Vehicles (PBV).  Hyundai juga menambahkan bahwa Kia akan membangun pabrik baru yang didedikasikan untuk jenis kendaraan tersebut.

Kedua platform tersebut akan dikembangkan dengan sistem Integrated Modular Architecture (IMA) yang dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengembangan produk. 

Sistem Ini juga akan membantu mengurangi biaya penggunaan suku cadang umum yang sehingga  pengembangan sistem perangkat lunak jadi lebih mudah dilakukan.

Tanggapan Hyundai Soal Ioniq 5 yang Disorot karena Banyak Masalah

Sebagai produk mobil listrik terbaru yang diminati di pasaran, selalu ada saja cerita yang menghampiri Hyundai Ioniq. Tidak cuma yang bernada manis, yang negatif pun banyak dan kerap diungkap melalui media sosial.

Pertama pengalaman Sammy Bramantyo, personel band Seringai. Ia mengeluhkan waktu tunggu Hyundai Ioniq 5 yang lama. Dirinya mengungkapkan sudah menunggu sampai 10 bulan dari janji tenaga penjual selama 6 bulan.

Masalah datang saat dirinya ditawarkan bisa langsung mendapatkan unit dengan menambah dana Rp50 juta. Ia menolak praktek yang disebut menyerobot antrian inden dan meminta dana miliknya dikembalikan.

Menanggapi cerita ini, Chief Operating Officier PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Makmur, enggan berkomentar. Menurutnya kasus tersebut merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual.

HMID selaku ATPM tidak bisa berkomentar karena itu merupakan ranah diler, pihak pabrikan sendiri sudah mengeluarkan manufacturer suggested retail price (MSRP).

"Jadi itu kesepakatan yang terjadi antara pembeli dengan penjual. Jadi kalau menurut saya, terus terang saja juga tidak bisa berkomentar banyak. Kalau memang ada oknum sales yang melakukan itu, kami juga mesti cek dulu. Jadi menurut saya tergantung kesepakatan masing-masing," ucap Makmur yang ditemui, Selasa (11/4/2023) lalu.

Sayangnya saat ditanyakan mengenai langkah konkrit yang dilakukan HMID selaku ATPM, Makmur tidak bisa menjelaskan panjang lebar. Termasuk apakah pihaknya akan turun tangan memberikan sanksi dan hukuman pada praktek-praktek tenaga penjual nakal seperti itu.

Masalah kedua yang menjadi perhatian netizen adalah kasus Ioniq 5 tidak bisa dihidupkan. Padahal umur unit masih terhitung baru dan pemilik harus men-jumper mobil listriknya untuk mengoperasikan mobil.

Pengalaman ini diunggah oleh akun Tiktok @abdullahzaenudin yang menceritakan unit Ioniq 5 miliknya sudah tiga kali masuk bengkel. Salah satu problem mobil tidak bisa dinyalakan setelah mati lebih dari delapan jam.

Pihak Hyundai mengungkapkan masih menginvestigasi masalah yang dialami konsumen tersebut. Beberapa langkah yang dilakukan adalah melakukan pengecekan langsung ke pabrik Hyundai di Cikarang.

"Kita lagi cek kenapa bisa sampai seperti itu. Jadi memang ini suatu hal yang baru, produk ini banyak fiturnya, full elektrik, jadi ada macam-macam teknologinya. Kita lagi lakukan pengecekan kenapa bisa terjadi. Kita lagi investigasi," ucap Makmur.

Makmur mengingatkan, Hyundai serius memberikan layanan purnajual dan siap bertanggung jawab terhadap permasalahan yang terjadi. Ia meyakinkan konsumen tidak perlu khawatir karena ada jaminan garansi kendaraan.

"Kita berikan garansi dasar dan baterai. Jadi silahkan kalau ada keluhan langsung ke call center kita," ucap Makmur

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya