Inggris Siap Bantu Indonesia untuk Pengembangan Baterai Mobil Listrik

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia telah menerima kunjungan kerja dari Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan, Nusrat Ghani

oleh Arief Aszhari diperbarui 27 Mei 2023, 14:02 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2023, 14:02 WIB
Mengisi baterai mobil listrik
Mengisi baterai mobil listrik (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia telah menerima kunjungan kerja dari Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan, Nusrat Ghani.

Keduanya, menjalin pertemuan di Kantor Kementerian BKPM, pada Rabu, 24 Mei 2023 sore. Pertemuan tersebut, mendiskusikan tentang peluang investasi hilirisasi di sektor mineral kritis dan pengembangan baterai mobil listrik, serta tentang investasi energi baru terbarukan (EBT).

Bahlil mengatakan, Indonesia memiliki potensi bahan baku yang sangat besar untuk mendukung industri baterai mobil listrik dan energi terbarukan.

Pemerintah Indonesia mendorong hilirisasi sumber daya mineral yang tetap mengedepankan ramah lingkungan (energi hijau) dan menuju penggunaan energi baru terbarukan.

“Kami ingin mengundang investor dari luar untuk membangun industri di sini, produknya diekspor, dan lingkungan tetap dijaga. Kami ingin menjelaskan hilirisasi yang menerapkan prinsip ramah lingkungan untuk mencapai net zero emission. Bagaimana kalau menggunakan teknologi dari Inggris? Kita kombinasikan dengan bahan baku dari Indonesia,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Jumat (25/5/2023).

Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan, Nusrat Ghani, menyambut baik ide Bahlil. Ia menyatakan siap untuk mencocokkan perusahaan Inggris yang dapat membantu Indonesia dalam hal hilirisasi. Selain itu, Inggris juga membutuhkan dukungan pada investasi di sektor pertambangan.

“Pemerintah Inggris ingin mendiversifikasi bahan baku sumber daya mineral kritis terutama yang digunakan untuk panel surya dan baterai mobil listrik. Kami mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Indonesia dan kami siap membantu Indonesia dalam hal teknologi untuk mencapai target net zero emission dengan memperhatikan standar lingkungan yang berlaku,” ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lanjutan diskusi

Pemerintah Indonesia maupun Inggris sepakat mendiskusikan lebih lanjut perihal kerja sama pemanfaatan teknologi baru untuk energi baru terbarukan dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), dan target Nol Emisi Karbon/Net Zero Emission (NZE) oleh Indonesia.

Berdasarkan catatan realisasi investasi Kementerian Investasi/BKPM pada 2022 lalu, Inggris menempati peringkat 10 untuk negara asal Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai mencapai USD 628,3 juta.

Sektor utama investasi asal Inggris pada tahun 2022 adalah sektor tanaman, perkebunan, dan peternakan dengan nilai investasi sebesar USD 146,2 juta, atau sebesar 23,3 persen.

Diikuti oleh industri kertas dan percetakan, kemudian sektor jasa lainnya, sektor pertambangan, dan industri makanan. Lokasi realisasi investasi asal Inggris untuk periode yang sama sebagian besar berada di luar Pulau Jawa (69,4 persen), yakni di pulau Sumatra (41,3 persen) baru kemudian diikuti oleh Jawa (30,6 persen).

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya