Liputan6.com, Jakarta - Mobil yang mengalami tabrakan pastinya akan membuat sang pemilik mengeluarkan biaya untuk perbaikan. Tak jarang, kocek yang harus dikeluarkan tidak sedikit, terlebih untuk mobil listrik yang memang memiliki banyak sensor canggih di kendaraannya.
Disitat Carscoops, hampir semua mobil baru saat ini mengusung teknologi canggih yang terdiri dari komponen seperti sensor lidar, radar, dan kamera. Sering kali, perangkat tersebut terletak di panel bodi utama.
Baca Juga
Selain itu, kendaraan listrik juga memiliki paket baterai dan motor listrik, yang jika bermasalah dapat menghabiskan banyak biaya perbaikan.
Advertisement
Sejumlah laporan menunjukan bahwa perbaikan kendaraan listrik akan memakan biaya jauh lebih mahal dari pada biaya rata-rata mobil konvensional.
Namun, berdasarkan data perusahaan perangkat lunak bengkel menunjukan bahwa biaya perbaikan hampir sama antara yang konvensional dengan listrik, kecuali Tesla.
Autonews meninjau statistik dari Mitchell, perusahaan perangkat lunak yang dimaksud, dan menemukan sejumlah detail menarik.
Salah satu alasannya, adalah biaya perbaikan rata-rata mobil bertenaga pembakaran di seluruh pelanggan Mitchell adalah US$ 4.205.
Jumlah tersebut, hanya US$269 lebih murah dibandingkan EV non Tesla yang biaya rata-ratanya US$4.474. Bedanya sendiri, dalam persentase hanya sekitar enam persen.
Â
Tesla Mahal
Menariknya, untuk Tesla akan dikenakan tagihan perbaikan yang lebih besar secara statistik. Data yang sama bahkan menunjukan bahwa rata-rata biaya perbaikan Tesla, adalah US$5.552 atau sekitar 27 persen lebih mahal dibanding yang konvensional.
Sekali lagi, teknologi yang terkait dengan kendaraan inilah yang memiliki harga perbaikan yang sangat tinggi.
"Kendaraan-kendaraan ini merupakan yang terdepan dalam semua teknologi keselamatan dan teknologi mobil terhubung digital, dan semua itu akan berperan ketika kendaraan-kendaraan ini terlibat dalam tabrakan," ujar Ryan Mandell, Direktur Kinerja Klaim untuk Kerusakan Fisik di Mitchell.
Advertisement