Liputan6.com, Jakarta - Renault Scenic berhasil menyabet predikat sebagai mobil terbaik 2024. Penghargaan tersebut, diumumkan dan diserahkan di Geneva Motor Show.
Disitat dari TopGear, Renault Scenic menduduki puncak daftar tujuh mobil terbaik tahun ini. Sedangkan BMW Seri 5 atau i5 berhasil menempati posisi kedua, dan jauh di atas pesaing lainnya.
Dalam proses penilainnya, melibatkan juri yang terdiri dari 58 jurnalis otomotif, dari 22 negara di Eropa.
Advertisement
Proses penilaian dilakukan secara independen, dengan tidak ada pabrikan yang membayar untuk ikut serta, dan tidak ada juri yang dibayar untuk melakukan penilaian terhadap salah satu finalis.
Di babak final, juri mengemudikan semua mobil kemudian membagikan 25 suara, terhadap masing-masing kandidat.
Namun, juri tidak bisa memberikan mobil apapun lebih dari 10 poin, dan harus memberikan lebih dari nol kepada setidaknya lima mobil.
Renault Scenic juga mendapatkan penilaian pertama terbanyak, karena menjadi favorit dari 22 juri. Sedangkan BMW 19 juri, dan Kia EV9 7 juri.
Salah satu poin menarik dari hasil ini, yaitu ada mobil China pertama yang masuk dalam daftar kandidat juara terpilih, yaitu BYD Seal yang bahkan mengalahkan Toyota C-HR.
Berikut daftar Mobil Terbaik 2024:
1. Renault Scenic - 329 poin
2. BMW Seri 5/i5 - 308 poin
3. Peugeot 3008/e-3008 - 197 poin
4. Kia EV9 - 190Volvo EX30 - 168 poin
5. BYD Seal - 131 poin
6. Toyota C-HR - 127 poin
Nissan dan Mitsubishi Investasi Rp 13 Triliun untuk Mobil Listrik Renault
Nissan dan Mitsubishi berencana menggelontorkan dana sebesar 800 juta euro atau setara Rp 13 triliun untuk pengembangan mobil listrik Renault, Ampere. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk melakukan riset kendaraan ramah lingkungan di Eropa.
Disitat dari Reuters, aliansi baru dari tiga produsen mobil ini, akan lebih lebih kecil dan lebih pragmatis, berfokus pada kerja sama regional.
Sementara itu, dalam keterangan aliansi, Nissan akan menjadi investor strategis di Ampere.
Demikian disampaikan oleh Makoto Uchida, CEO Nissan kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa perusahaan dapat menggunakan inovasi perangkat lunak dan konektivitas unit EV ini di pasar di luar Eropa.
"Menyusun kendaraan listrik di seluruh dunia sendirian akan sangat menantang," katanya.
Advertisement