Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Populi Center menyebut bahwa pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat menempati urutan pertama atau yang paling unggul dalam debat publik pertama yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI pada Jumat 13 Januari 2017 lalu.
Peneliti Populi Center Nona Evita mengatakan, hasil dari survei tersebut merinci pasangan Ahok-Djarot unggul dengan persentase sebesar 36,5 persen. Disusul pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 25,5 persen dan persentase Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 14,2 persen.
"Masyarakat DKI menilai Ahok-Djarot unggul dari segi pemahaman permasalahan Jakarta 44,2 persen, program dan solusi paling jelas 37,7 persen, dan pemaparan visi misi sekaligus program paling realistis 37,7 persen," tutur Evita saat rilis survei bertemakan "Debat dan Elektabilitas Kandidat" di Kantor Populi Center, Jalan Letjend S Parman Kav 5-6, Komplek Mandiri Blok O No. 12, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (22/1/2017).
Advertisement
Kemudian, Ahok-Djarot juga unggul dari segi pemahaman isu kemiskinan dengan 30,2 persen, kesenjangan sosial 32,8 persen, penanggulangan kamacetan 47,5 persen, dan transportasi publik 47,5 persen.
"Untuk Anies-Sandi di posisi kedua dari segi pemahaman permasalahan Jakarta 22,3 persen, kejelasan program dan solusi 26 persen, pemaparan visi misi dan program yang realistis dengan 25,8 persen," jelas dia.
Pasangan nomor urut tiga itu paling unggul dari segi penampilan dengan persentase 31,8 persen. Selanjutnya pemahaman isu lapangan kerja dengan 33,3 persen dan pendidikan 41,7 persen.
Sementara pasangan Agus-Sylvi berada di posisi paling buncit dalam setiap pemahaman isu dan dianggap responden sebagai yang paling rendah pemahamannya.
"Agus-Sylvi di posisi terakhir di sisi pemahaman permasalahan Jakarta dengan 15,8 persen, kejelasan program dan solusi 17,7 persen, penampilan 19,8 persen, dan pemaparan visi misi dan program realistis 17,8 persen," pungkas Evita.
Survei dilakukan pada 14 hingga 19 Januari 2017 lalu dengan menggunakan wawancara terhadap 600 responden di enam wilayah DKI Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan adalah acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.