Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingat perjuangannya menempati kursi DKI 1 dalam Konferensi Nasional Gerindra di Sentul, Jawa Barat. Anies mengaku awalnya kerap dipandang rendah dan tidak diunggulkan melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kemarin saya sampaikan yang dulu dianggap tidak mungkin terlaksana, DP nol dikatakan tidak mungkin terlaksana hari ini. Menutup lokasi prostitusi terlaksana, reklamasi, kita lakukan penghentian. Dan saya katakan itu tak butuh kerahkan massa, yang dibutuhkan selembar kertas dan tanda tangan," kata Anies, Senin (17/12/2018).
Baca Juga
Dia mengingatkan proses politik itu penting untuk menentukan arah perjalanan bangsa. Anies berterima kasih sudah dipercaya Prabowo memimpin Jakarta. Meski Sandiaga Uno pendampingnya menjadi cawapres Prabowo.
Advertisement
Anies berharap perjuangannya bisa diulang oleh Prabowo dan Sandiaga di level Pilpres.
"Insyaallah apa yang terjadi di Jakarta akan berulang di level nasional. Jangan lupa kerja tuntas, kerja ikhlas," kata dia.
Prabowo pun menyatakan tekad serupa dengan Anies Baswedan. Mantan Danjen Kopassus itu masih teringat ketika memilih Anies menjadi Cagub DKI Jakarta.
"Waktu itu juga pekerjaan besar kenapa karena pemilihan gubernur waktu itu menjadi pertarungan kekuatan pembela keadilan dengan pihak yang ingin memperpanjang keadaan yang tidak benar dan tidak adil," kata Prabowo dalam pidatonya.
Prabowo Minta Sumbangan
Prabowo ingat kondisi saat itu mirip dengan yang dihadapinya di Pilpres 2019. Kekuatan mereka kecil, logistik pun demikian. Bahkan, Prabowo mengaku minta sumbangan kepada para kader dan pendukungnya. Maka itu, dia menghargai betapa militan mereka yang jauh-jauh hadir di Sentul hari ini.
"Yang membuat pertarungan besar justru mereka yang merasa bisa mengabaikan perasaan rakyat banyak. Maka mereka menertawakan mereka mereka menganggap kita bisa kalah oleh kekuatan uang," pungkas Prabowo.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement