Prabowo: Saya Minta Sandiaga dan Erwin Aksa Jadi Cawapres Sejak 2014

Pernyataan itu direspons senyum oleh Sandiaga yang mendampinginya di atas panggung.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 22 Mar 2019, 09:24 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 09:24 WIB
prabowo
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berkumpul dengan 1.000 pengusaha di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto membeberkan bahwa niatannya menggandeng Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden sudah diutarakan sejak Pilpres 2014 lalu.

"Alhamdulillah saya bertemu seorang yang bernama Sandiaga Salahudin Uno. Sebetulnya saya sudah minta dia dari 2014. Ngaku lu," tutur Prabowo saat pidato dalam pertemuan dengan 1000 pengusaha di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019).

Pernyataan itu direspons senyum oleh Sandiaga yang mendampinginya di atas panggung. Prabowo kemudian juga menyebut nama Politikus Partai Golkar yang juga pengusaha, Erwin Aksa yang hadir dalam acara tersebut.

"Termasuk saudara Erwin Aksa juga saya minta. Ngaku lu. Kalau enggak Sandi, Erwin. Bener ini," jelas dia.

Sandiaga dan Erwin sendiri merupakan mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

"Pengusaha ini sebetulnya selalu pura-pura nggak punya duit. Karena lu orang takut kena pajak. Kalau pelaku politik tidak punya uang, pura-pura punya uang. Nanti nggak ada yang mau ikut. Tapi kita jujur dari awal, paket hemat," Prabowo menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Muda dan Pintar

Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya memilih Sandiaga Salahuddin Uno sebagai cawapres. Alasannya, Sandiaga masih muda dan sehat.

"Saya dari awal ingin wakil saya harus anak muda. Kalau (umur) saya 68 pengganti saya harus lebih mida dari saya. Dan dia harus fit, harus kuat, dia harus sehat, dan dia harus pintar, dan dia harus lebih pintar dari saya," kata Prabowo.

Mantan Pangkostrad tersebut membeberkan bahwa cara itu merupakan ilmu seorang perwira tinggi militer. Sehingga, wakilnya yang lebih pintar mampu menggantikannya.

"Anda tahu itu adalah ilmu seorang panglima. Panglima harus pilih orang orang yang paling pinter supaya dia tidak terlalu capek berpikir. Kalau pemimpin kita bodoh (gimana)," canda Prabowo sambil minta ralat ucapannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya