Prabowo Kritik Anggaran Pertahanan, Ini Kata Luhut

Menurutnya, pemerintah juga harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi dalam menaikkan anggaran pertahanan.

oleh Lizsa EgehamNanda Perdana Putra diperbarui 31 Mar 2019, 12:35 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2019, 12:35 WIB
Moment Keakraban Dua Calon Presiden Usai Debat Pilpres 2019
Capres no. urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Capres no. urut 02 Prabowo Subianto berpelukan usai debat keempat Pilpres 2019 di Shangri-La Jakarta, Sabtu (30/3). Debat mengangkat tema tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.(Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat Pilpres yang menyoal tentang anggaran pertahanan. Dia mengatakan bahwa pemerintah tak bisa begitu saja langsung menaikkan anggaran pertahanan.

Menurutnya, pemerintah juga harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi dalam menaikkan anggaran pertahanan.

"Jadi enggak bisa dong main naikin aja, nanti goyang dong keseimbangan APBN kita," ujar Luhut usai debat Pilpres 2019 di Hotel Sangri-La Jakarta Pusat, Sabtu 30 Maret 2019.

Luhut menyebut, capres petahana Joko Widodo atau Jokowi sejatinya ingin meningkatkan anggaran pertahanan sekitar 1,5 pesen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun, dia menilai kenaikan anggaran juga harus didasarkan pada analisis informasi intelijen.

"Seperti yang dibilang presiden tadi semuanya itu adalah perkiraan intelijen strategis, dari TNI dan kami dulu membuat postur TNI itu berangkat dari perkiraan intelijen strategis," jelas Luhut.

Untuk itu, Luhut meminta agar seluruh pihak mempercayai intelijen strategis yang dubuat TNI. Dia menyatakan berdasarkan intelijen strategis TNI, sampai 20 tahun ke depan belum ada potensi invasi.

"Jadi ya harus percaya juga dong dengan perkiraan intelijen strategis TNI, bahwa 20 tahun ke depan belum ada potensi, perkiraan ya, adanya invasi ke Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut anggaran pertahanan dan keamanan Indonesia terlalu kecil. Hal itu diketahuinya karena dirinya merupakan mantan Danjen Kopassus.

"Di bidang pertahanan keamanan, kita terlalu lemah, anggaran kita terlalu kecil, ini akan kita perbaiki," ujar Prabowo saat debat capres 2019 di Shangri-La Hotel Jakarta.

Ia lalu menyebut, kekayaan negara tak akan bisa dijaga jika keamanan suatu negara lemah. Maka dari itu, Prabowo berharap alat utama sistem senjata (alutsista) untuk TNI dan alat material khusus (almatsus) untuk Polri harus dimodernisasi.

"Saya melihat pertahanan Indonesia lemah karena kita tak punya uang," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, harta kekayaan Indonesia berada di luar negeri. Karena itulah, Indonesia tak bisa memodernisasi alutsista dan almatsus.

Atas pernyataan Prabowo itu, capres nomor urut 01 Jokowi kembali mengaskan dirinya masih sangat percaya dengan TNI dalam menjaga kedaulatan negara. Dia pun mengaku akan memperhatikan anggaran pertahanan.

Dia mengakui jika dibandingkan dengan negara tetangga, anggaran alutsista TNI sangat kecil. Namun Ia meyakini, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, tidak ada invasi ke negeri Indonesia.

"Dari informasi intelijen strategis dalam 20 tahun ke depan, invasi dari negeri lain ke kita tidak ada. Tapi yang harus diwaspadai konflik dalam negeri," ujar Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya