Disebut Pendatang Baru tapi Maunya Duduk di Depan, Begini Reaksi PAN

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menanggapi pernyataan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Indah Dita Sari yang menyebut PAN sebagai pendatang baru di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 06 Jul 2023, 04:15 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 04:15 WIB
Bahas Koalisi Besar, Zulkifli Hasan dan Elite PAN Temui Prabowo Subianto di Kertanegara
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah kiri) bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (tengah kanan) menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan tertutup di Kertanegara 4, Jakarta, Sabtu (8/4/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menanggapi pernyataan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Indah Dita Sari yang menyebut PAN sebagai pendatang baru di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Dita menyebut PAN sebagai pendatang baru, tapi sudah menyerobot duduk di depan dengan ngotot mengusung Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Saleh menegaskan partainya sudah dua periode mendukung Prabowo di pilpres. Artinya, sudah bukan lagi pendatang baru.

"Kalau dalam konteks dikatakan PAN ini pendatang baru, itu kurang tepat. Karena PAN ini sudah dua periode mendukung Prabowo," kata Saleh kepada Liputan6.com, Rabu (5/7/2023).

Menurut Saleh, PAN melihat ada peluang besar bagi Prabowo, bahkan dari sebelumnya. Jadi, ia menegaskan tidak ada istilah pendatang baru ataupun lama dalam hal dukung mendukung. Sebab, terjalinnya komunikasi dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bukanlah suatu masalah.

"Peluang untuk Prabowo sendiri sebelumnya sudah ada, karena itu tidak baik juga kalau misalnya saling mengatakan yang datang baru ini pendatang baru, ini pendatang lama," jelas Saleh.

Saleh mengatakan, partainya dalam hal ini bukan berada di posisi belakang melainkan di depan. Terlebih lagi, dalam hal kerja sama dengan Partai Gerindra, sudah terjalin lama dan saling memahami.

"Jadi, kalau dalam konteks itu kami tidak bisa dikatakan di belakang dong. Intinya, kami sudah di depan dan kalau kita kerja sama dengan Gerindra, ya enggak perlu lagi penyesuaian karena sudah saling memahami," ujar Saleh.

Ia juga meluruskan bahwa setiap partai politik saat ini mengedepankan tahap komunikasi dan penjajakan, sehingga tidak diperlukan saling menafikan satu dengan lainnya.

"Semua partai itu sebetulnya masih dalam tahap komunikasi dan penjajakan. Jadi dalam konteks komunikasi dan penjajakan itu ya kita memang harus mengedepankan tim dan kerja sama," kata Saleh.

Saleh menyatakan semua partai pasti bisa bekerja sama. Dalam konteks ini, PAN melihat ada peluang besar untuk menjalin hubungan politik yang baik dan kerja sama politik dengan sejumlah pihak yang saat ini sedang dijajaki.

"Dalam hal ini kan tidak tertutup kemungkinan akan ada kerja sama Gerindra dan PAN," kata Saleh.

Semakin banyak bekerja sama dengan sejumlah pihak, kata Saleh, maka koalisi akan semakin kuat.

Saleh menambahkan, PAN melihat peran yang dijalankan masing-masing pihak dalam mitra koalisi sangat baik bagi semua pihak. Misal, soal calon wakil presiden (cawapres), partai tidak mau berurusan dengan pertanyaan siapa yang kuat dan siapa yang tidak.

"Mungkin ada tarik menarik, misal soal (pengusung) cawapres, kita kan tidak mau masuk pada gagasan soal kuat-kuatan, enggak begitu. Tapi yang kita pikirkan siapa pasangan yang paling tepat untuk menang," ujar Saleh.

"Secara diametral, katakanlah PAN yang dalam hal ini mendukung Erick Thohir, dengan itu nanti kita bisa ukur, silakan diuji lagi semua. Ada titik temunya, gitu," sambung Saleh.

Di sisi lain, Saleh juga mengakui komunikasi dengan PKB juga terjalin baik, terutama dengan Ketua Umum Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Ya saya kira bagus-bagus saja, enggak ada masalah. Saya sendiri dengan PKB di DPR dan Pak Muhaimin juga baik, komunikasinya lancar, baik-baik saja," kata Saleh.


PKB Sebut PAN Pendatang Baru yang Minta Duduk di Depan

Silaturahmi Awal Tahun Delapan Partai Politik
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan berfoto bersama saat silaturahmi awal tahun di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Minggu (8/1/2023). Delapan pimpinan partai politik bertemu untuk membahas sistem proporsional tertutup dalam pelaksanaan Pemilu 2024 yang diwacanakan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Ketua DPP PKB Indah Dita Sari mengatakan, PAN sebagai pendatang baru harus mengikuti silsilah di belakangnya.

PAN sampai saat ini masih belum memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi Partai Gerindra dan PKB atau merapat ke PDIP.

Di tengah persimpangan itu, PAN mengumumkan akan mencalonkan Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres). PAN mengusung Erick Thohir untuk dijadikan cawapres bagi Ganjar maupun Prabowo.

Setelah pendekatannya dengan PDIP belum membuahkan hasil, PAN beralih ke Koalisi KIR yang beranggotakan Gerindra dan PKB.

"Saya baca ada pernyataan begitu di media. Takjub sih saya. Ini PAN pendatang baru dalam Koalisi KIR (Kebangkitan Indonesia Raya). Lah, pendatang baru kok minta duduk di depan," ujar Dita dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).

"Ibarat naik busway belakangan, ya cari tempat duduk di belakang lah," tegasnya.

Infografis PAN Beri Kode Usung Ganjar-Erick pada Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis PAN Beri Kode Usung Ganjar-Erick pada Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya