Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono, menyatakan elektabilitas capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memperlihatkan tren meningkat, menyusul gelombang kritik terkait politik dinasti yang menghantui Pilpres 2024.
"Meski Presiden Joko Widodo dan keluarga menjadi sasaran kritik tajam, popularitas pasangan ini terus unggul dibanding dua pasangan lainnya," kata Vishnu dalam keterangannya, Selasa (14/11/2023).
Baca Juga
Vishnu menyebut, meskipun Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat kritik terkait politik dinasti, da njuga dugaan intervensi di MK, elektabilitas Prabowo-Gibran tidak terpengaruh.
Advertisement
Hasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen. Dalam pertarungan head to head dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran bahkan mereka mampu meraih lebih dari 50 persen dukungan.
"Para pemilih sepertinya telah diyakinkan bahwa penerus kebijakan Presiden Joko Widodo adalah pasangan Gibran-Prabowo," ujar Vishnu.
Terlebih, kata dia, gaya pidato dan berbagai program kebijakan yang dalam bentuk kartu kebijakan dalam beberapa acara benar-benar di desain meniru ayahnya Presiden Jokowi.
"Popularitas tinggi Presiden Joko Widodo, dengan tingkat kepuasan mencapai 75 persen, menjadi tantangan bagi pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin yang sebenarnya memiliki rekam jejak lebih lengkap di pemerintahan daerah dan pusat," kata dia.
Hentikan Upaya Saling Serang
Vishnu menilai, para elite partai politik pendukung kedua pasangan sebaiknnya menghentikan upaya menyerang Joko Widodo dan Gibran dengan isu politik dinasti dan pengkhianatan politik.
"Seiring mayoritas masyarakat yang tampaknya tidak memprioritaskan hal tersebut. Mereka sebaiknya menyampaikan proposal kebijakan alternatif terutama dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial,” kata dia.
Menurut Vishnu, palson lain harus menawarkan ke masyrakat alternatif dari kebijakan Presiden Joko Widodo selama lebih dari 9 tahun ini.
"Sebaiknya pasangan Ganjar-Mahfud dan Amien-Muhaimin segera mengkampanyekan rekam jejak mereka dan proposal kebijakan sebagai alternatif kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo," tegas Vishnu.
Advertisement
Prabowo Tak Targetkan Nomor Tertentu Saat Undian Nomor Urut Capres-Cawapres
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengundi nomor urut masing-masing pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada hari ini, Selasa (14/11/2023). Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengaku tidak mematok target pilihan nomor urut yang ia inginkan.
"Yang baik saja," kata Prabowo di kantor CSIS, Jakarta, Senin 13 November 2023.
KPU RI telah resmi menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024. Dengan sudah ditetapkan sebagai pasangan capres-cawapres, nantinya tiga pasangan capres-cawapres akan mengikuti pengundian nomor urut yang digelar KPU.
"Setelah penetapan ini, KPU akan tahapan pengundian dan penetapan nomor urut pasangan capres-cawapres sebagaimana tertuang dalam ketentuan yang terdapat dalam Pasal 235 ayat 2, acara rapat pleno KPU terbuka," kata Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI Idham Holik dalam konpersnya, Senin 13 November.
Idham mengatakan, pengundian nomor urut itu bakal dilakukan di Kantor KPU RI pada Selasa, 14 November 2023 pukul 18.30 WIB.
3 Pasangan Capres-Cawapres
KPU RI resmi menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024. Ketiganya yakni Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pasangan Anies-Muhaimin diusung oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat.
Kemudian, Ganjar-Mahfud yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Selanjutnya, pasangan Prabowo-Gibran yang diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), serta Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2024.
Advertisement