Liputan6.com, Jakarta Kampanye pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tak lepas dari jargon yang disuarakan untuk membuat pemilih mengingat visi masing-masing capres dan cawapres secara singkat. Diketahui, masing-masing dari tiga kandidat mempunyai bahasa berbeda untuk mengekspresikannya menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Pasangan capres-cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar lekat dengan jargon "Perubahan." Sedangkan pasangan capres-cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengusung jargon "Lanjutkan." Sementara itu, pasangan capres-cawapres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengusung jargon "Sat Set".
Baca Juga
Ganjar menjelaskan sat-set adalah sebuah ungkapan solusi cepat dan tepat untuk menuju Indonesia Unggul dan Indonesia Lebih Baik. Selain itu, Sat Set yang diusung Ganjar-Mahfud merupakan pesan yang ingin disampaikan pasangan kepada publik karena tidak ingin sekadar ikut dalam genderang pasangan capres lainnya.
Advertisement
"Jadi cerita Sat Set ini adalah pesan kepada publik bahwa kami tidak mau ikut dalam genderang lawan. Yang satu, pokoknya lanjutkan semuanya, yang satu lagi perubahan semuanya. Ya, tidak bisa, karena kita harus melihat mana yang baik dilanjutkan, kalau ada yang kurang kita perbaiki," tutur Ganjar kepada awak media, seperti dikutip Minggu (17/12/2023).
Ketika ditanya mengapa kata Sat Set yang dipilih, Ganjar berpendapat kata tersebut diyakini bisa dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk generasi muda yang umumnya alergi dengan politik. Jika ada yang beranggapan sat-set adalah gimmick, dia beranggapan kebebasan individu berpendapat.
"Siapa pun boleh pakai gimmick, tapi subtansi jangan pernah hilang karena itu moral politik yang harus saya berikan juga bagi anak-anak muda. Dan saya senang anak muda sekarang merespons dengan sangat bagus, hei kami cerdas, kami tidak bisa diberikan gimick begitu saja, kami juga bisa berpikir dan bisa menentukan dan bisa terlibat kok, jangan sepelekan kami," tegas Ganjar.
Ganjar: Percayalah, Saya Tidak Memberi yang Receh
Dia berjanji, bersama Mahfud akan selalu memberikan pendidikan politik saat berkampanye karena itu menjadi tanggung-jawab moral bagi rakyat Indonesia, bahkan generasi muda yang menjadi pemilih baru dalam Pemilu 2024.
"Sejak mahasiswa, saya sudah terjun ke politik. Itu rasa yang ingin saya bagi ke anak muda agar kemudian tidak alergi dengan politik. Ya, tentu saya juga punya gimmick, tapi percayalah saya sedang tidak memberikan yang receh kepada kalian," Ganjar menandasi.
Advertisement
Ikuti Kirab Budaya UGM, Ganjar: Nitilaku Wujud Spirit Kebudayaan Kerakyatan
Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengawali giat safarinya di Jawa Tengah hari ini, Minggu (17/12/2023) dengan menghadiri Dies Natalis Universitas Gadjah Mada (UGM) ke-74 di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dies Natalis UGM ke-74 kali ini diisi dengan Kirab Budaya Nitilaku.
"Nitilaku menjadi wujud nilai-nilai kerakyatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada, baik yang ada di Kampus Biru maupun di masyarakat. Nitilaku itu bergabungnya antara kampus, keraton dan kampung," ujar pria lulusan Fakultas Hukum UGM ini kepada awak media Minggu (17/12/2023).
"Inilah spirit kerakyatan dari UGM yang selalu bersama dengan masyarakat mengembangkan seluruh potensi," imbuh Ganjar.
Ada yang unik ketika Ganjar mengikuti kegiatan tersebut, mantan gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut mengenakan pakaian adat Suku Dayak. Sontak, dia langsung menjadi pusat perhatian para peserta Nitilaku dan menjadi sasaran swafoto.
Ganjar mengaku, keikutsertaan dirinya dalam kegiatan Nitilaku adalah bentuk dukungan penuh atas terwujudnya sinergitas antara kampus, pemerintah dan rakyat dalam memaksimalkan segala potensi yang ada.
"Tentu ini seluruh Indonesia pengda-pengda berkumpul dan banyak selalu ide-ide yang muncul. Saya ikut mangayubagyo (menyambut bahagia) yang Nitilaku. Selalu menyenangkan," pungkas Ganjar.