Bacawagub Ilham Habibie Soroti Dinamika Impor Gerus Industri Tekstil di Jawa Barat

Ilham menilai perlu ada pemimpin yang lebih berani untuk melarang impor ilegal di Jawa Barat. Hal itu pun tidak bisa menunggu waktu apalagi terlalu banyak retorika tanpa bergegas mewujudkannya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 10 Sep 2024, 07:11 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2024, 07:11 WIB
Ilham Habibie
Bakal calon wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) Ilham Akbar Habibie. (Tim News).

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) Ilham Akbar Habibie menyatakan perlunya keberanian dalam melawan impor ilegal yang belakangan menggerus indutri tekstil di Jawa Barat. Hasilnya, kesejahteraan warga pun menjadi terdampak.

“Buat saya adalah kita harus mendorong industri. Industri kenapa, karena kita perlu banyak lapangan pekerjaan. Jadi buat saya yang paling utama di Jabar kita harus menciptakan sebanyak mungkin lapangan pekerjaan. Kalau saya katakan industri ada banyak macam, ada yang besar, tapi ada juga yg kecil seperti tadi Teh Airin katakan di jalan desa,” tutur Ilham di SCTV Tower, Jakarta, Senin (9/9/2024).

“Yang radikal sekali (terobosan program), yang kita lihat di Jabar itu industri tekstil kita luar biasa digempur,” sambungnya.

Ilham mengulas, sebelumnya ada sebanyak 5 ribu perusahaan di Jabar. Namun yang tersisa saat ini tinggal 60 persen saja.

“Itu karena kita terlalu permisif, memperbolehkan impor-impor yang memang sangat murah. Sangat tidak masuk akal murahnya, sudah lebih murah dari asosiasi industri tekstil katakan kepada saya itu lebih murah daripada bahan patok, kan nggak mungkin. Sebagian itu memang sudah tidak legal dan harus pikir, kita permisif impor mungkin ada ketakutan melarang itu. Tapi yang menjadi korban kita sendiri dari industrinya, terutama orang yang kerja,” jelas dia.

Artinya, kata Ilham, perlu ada pemimpin yang lebih berani untuk melarang impor ilegal di Jawa Barat. Hal itu pun tidak bisa menunggu waktu, mengulur, apalagi terlalu banyak retorika tanpa bergegas mewujudkannya.

“Karena itu kita bicara bulan, bukan kita ulur, kita tunggu, tapi sekarang kita harus buat itu. Industri itu penting ya, kita harus kembangkan ke depan. Untuk itu, kita lihat di Indonesia dalam dasawarsa lampau pertumbuhan industri di bawah pertumbuhan ekonomi. Itu tidak bisa,” ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pendidikan Beriringan dengan Industri

Sektor pendidikan pun semestinya berjalan beriringan dengan industri sebagai lapangan kerja, khususnya tekstil di Jawa Barat. Perlu pula adanya komunikasi dan kolaborasi antara akademisi dengan pelaku industri atau ekonomi.

“Tadi disebut oleh Mas Pram adanya behavior yang ego sektoral, itu juga terjadi di ekonomi industri dan pendidikan. Mana ada orang yang dari industri menjadi profesor, nggak ada kan, hampir nggak ada di Indonesia. Atau sebaliknya, orang yang bekerja di akademia tiba-tiba dia mau karir di industri, itu jarang terjadi. Itu lintas sektor itu yang dibutuhkan,” Ilham menandaskan.

Infografis Beda Putusan MK dan DPR Terkait Revisi UU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Beda Putusan MK dan DPR Terkait Revisi UU Pilkada. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya