Pengamat: Kemenangan Pramono-Rano Bukti Kampanye Seksis Tak Disukai Publik Jakarta

Airlangga melanjutkan, warga Jakarta juga memperlihatkan penolakan terhadap Jokowi yang dalam beberapa survei.

oleh Tim News diperbarui 04 Des 2024, 16:31 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 18:58 WIB
Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Bahasan Utama Debat Kedua Pilkada Jakarta 2024
Pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung (kiri) dan Rano Karno saat debat kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Beach City International Stadium, kawasan wisata Ancol, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman menyatakan, Pilkada Jakarta yang menghasilkan kemenangan bagi pasangan Pramono Anung-Rano Karno, memberikan pelajaran politik penting bahwa model kampanye yang tidak mempedulikan etika bersifat kontraproduktif dan membuat simpati publik menjauh. 

Airlangga mengungkapkan model kampanye yang dimaksud tersebut adalah menyebut istilah janda sebagai guyonan seperti yang dilakukan oleh paslon Ridwan Kamil-Suswono. 

"Hal ini merupakan salah satu pelajaran baik yang harus dipetik dalam proses politik elektoral," ungkap Airlangga dalam keterangannya kepada media, Rabu (4/12/2024). 

Airlangga melanjutkan, warga Jakarta juga memperlihatkan penolakan terhadap Jokowi yang dalam beberapa survei. Seperti diketahui, Jokowi dan aliansinya mendukung paslon Rido.

"Publik Jakarta memastikan bahwa pada kenyataannya kekuatan Jokowi yang tidak lagi menjabat, yang selama ini dianggap sangat berpengaruh terhadap proses-proses politik di Indonesia sudah selesai, dengan pilihan politik kepada paslon yang tidak dibela oleh Jokowi," ujar Airlangga. 

Airlangga mengungkapkan, pelajaran lain juga terkait dengan angka partisipasi politik warga yang tidak tinggi dalam pilkada kali ini. Sepertinya hal tersebut menunjukkan bahwa warga Jakarta mengalami political fatique atau kejenuhan politik. 

"Kejenuhan politik tersebut dipicu oleh proses elektoral yang berlangsung dalam jangka waktu dekat dan yang lebih lagi adalah terjadinya dugaan kecurangan dan pilpres 2024 yang dianggap banyak kalangan berlangsung dengan problem etik dan fairness yang terjadi,"ujar Airlangga. 

Dalam konteks seperti ini maka penting untuk diingat bahwa kualitas politik elektoral ditentukan paling utama dari kebesaran hati para paslon yang kalah, yakni RiDo dan Dharma Kun untuk menerima hasil Pilkada.

"Para paslon yang kalah sebaiknya menerima hasil Pilkada Jakarta yang telah berlangsung dengan hati lapang dan terbuka serta mengambil pelajaran-pelajaran politik penting bagi kiprah politik selanjutnya," ungkap dia.

Pramono-Rano Menang di Jakut

Ketika Warga Jakarta Tentukan Pilihannya pada Pilkada Serentak 2024
Warga menunjukkan jari yang sudah dioleskan tinta usai menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) TPS 046, Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Utara menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno (Pramono-Rano) sebagai pemenang Pilkada Jakarta 2024 di wilayahnya. 

"Pasangan Pramono-Rano Karno meraih suara 328.486 suara dari enam kecamatan di Jakarta Utara," kata Ketua KPU Jakarta Utara Abdul Bahder Maloko dalam rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Kemudian untuk pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Siswono meraih 261.463 suara sah di Jakarta Utara. Selanjutnya pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana meraih 77.026 suara sah di Jakarta Utara.

"Hari ini rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Jakarta di Jakarta Utara ditetapkan dan ditandatangani di hadapan saksi calon, Bawaslu dan pemangku kepentingan lainnya," kata dia, seperti dikutip dari Antara.

Abdul menyebutkan total suara yang digunakan di Pilkada Jakarta 2024 di Kota Jakarta Utara adalah 712.367 suara.

Dia menyebutkan 712.367 hak suara yang digunakan berasal dari 326.038 pemilih pria dan 386.329 pemilih wanita. Dari 712.367 suara tersebut 666.9975 suara dinyatakan sah dan 45.392 suara dinyatakan tidak sah.

KPU Jakarta Utara mencatat daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 1.345.815 pemilih, terdiri dari 666.181 pemilih pria dan 679.634 pemilih perempuan. Kemudian untuk pemilih disabilitas ada 2.220 pemilih yang terdiri dari 1.089 pria dan 1.131 perempuan.

Infografis Parpol Pemenang di 9 Provinsi di Pilkada Serentak 2024
Infografis Parpol Pemenang di 9 Provinsi di Pilkada Serentak 2024 (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya