Presiden PKS: Silakan Lakukan Kampanye Negatif

Kampanye negatif yang dimaksud Presiden PKS merupakan kampanye yang menguak kelemahan lawan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2018, 11:18 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2018, 11:18 WIB
Sandiaga Uno Dampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019
Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan keterangan pers saat deklarasi capres cawapres Prabowo - Sandiaga di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). Koalisi Gerindra, PAN dan PKS membawa Prabowo-Sandiaga ke Pilpres 2019. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mempersilakan kadernya untuk melakukan kampanye negatif dalam meraih suara pada Pemilu 2019. Hal itu ia sampaikan dalam acara Konsolidasi Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat.

"Saya mengatakan 80 persen kampanye kita harus positive campaign. Silakan masuk ke negative campaign, cukup 20 persen," kata Sohibul, Depok, Jawa Barat, Minggu (14/10/2018).

Ia pun menjelaskan, kampanye negatif merupakan kampanye yang menguak kelemahan dari lawan. Namun, hal itu harus didasari dengan fakta.

"Negative campaign yang kita angkat adalah kelemahan lawan kita tetapi ada faktanya. Enggak bohong, itu kalau negative campaign, itu boleh. Sebab publik harus tahu, calon lain ini apa kelemahannya," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jangan Fitnah

Selain itu, ia menegaskan terhadap para kader PKS untuk tidak melakukan kampanye hitam terlebih sampai melakukan fitnah dan juga hoaks. Karena itu tidak akan bisa ditoleransi pihaknya.

"Yang tidak boleh atau zero tolerance itu black campaign, tidak ada toleransi pada fitnah," tegasnya.

Sohibul meminta terhadap para kadernya untuk aktif turun ke bawah atau ke masyarakat. Menurutnya berdasar survei, hanya 10 persen warga yang terpengaruh pada politik uang.

"Kelas menengah ke atas tidak perlu uang. Mereka lihat komitmen nilai, memberi kepastian hukum, memperjuangkan kepastian hukum. Kalau itu ada, mereka bisa jatuh cinta ke kita," ujarnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya