Harga Rumah di Yogya Capai Rp4,2 Juta/M2

Saat ini, wilayah rumah tapak yang paling diincar mencakup kawasan Kaliurang atau ring road utara dengan harga jual lebih rendah.

oleh Fathia Azkia diperbarui 09 Okt 2017, 14:39 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 14:39 WIB
Rumah.com Property Index
Rumah.com Property Index mencatat harga rumah tapak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai Rp4,23 juta per meter persegi.

Liputan6.com, Jakarta Data Rumah.com Property Index mencatat bahwa pada kuartal II-2017, harga rumah tapak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan rentang di bawah Rp600 juta mencapai Rp4,23 juta per meter persegi. Naik sebesar 2,11% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Jika dilihat dari kuartal-IV 2016, harga memang cenderung mengalami tren kenaikan hingga puncaknya berada di kuartal-II tahun ini.

Mengutip artikel di Rumah.com, salah satu faktor yang menyebabkan harga rumah tapak naik secara konsisten adalah karena daerah tersebut merupakan tujuan wisata utama di Indonesia selain Bandung, dan Bali.

Tren positif dari sektor pariwisata ini turut menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0.20% pada kuartal I-2017, berbanding lurus dengan kenaikan harga rumah tapak pada kuartal yang sama sebesar 0,96% (quarter on quarter).

Baca juga: Q2 2017, Harga Rumah di Yogya Naik 0,12%

Di samping itu, DIY memang menyimpan potensi besar di sektor properti khususnya rumah tapak. Pasalnya, daerah ini adalah kawasan wisata dan pusat pendidikan yang selalu memiliki daya tarik bagi pendatang untuk tinggal atau sekedar berinvestasi.

 

Meluas ke Kawasan Sekitar

Potensi tersebut lantas membuat bisnis residensial di Yogyakarta kian prospektif. Bahkan pembeli dari luar Kota Pelajar ini diperkirakan mencapai 50%. Saat ini, wilayah rumah tapak yang paling diincar mencakup kawasan Kaliurang atau ring road utara dengan harga jual per meter persegi yang lebih rendah.

Kawasan lain yang menjanjikan antara lain Sleman dan Bantul. Khusus Sleman Barat, ada dua hal yang menjadi penunjang kenapa saat ini pencari rumah tertarik dengan area ini.

Pertama, kontur tanah di Sleman Barat masih datar sehingga memungkinkan untuk pengembangan kawasan perumahan landed house.

Simak juga: Yuk, Beli Rumah Liburan di Yogyakarta!

Kedua, lantaran infrastruktur di Sleman Barat sudah sangat mendukung. Terlebih ke depannya Sleman Barat akan menjadi lokasi yang sangat strategis seiring dengan rencana dibangunnya jalan tol dari Yogyakarta ke Semarang.

Sementara itu, rencana pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kabupaten Kulonprogo membuat kawasan Wates—ibukota Kulonprogo—dan sekitarnya juga mulai dilirik pengembang maupun pencari properti. Pembangunan bandara tersebut dimulai pada Januari tahun ini, dan ditargetkan selesai pada April 2019.

Tercatat hingga tahun 2013 lahan di sekitar lokasi bakal bandara yang baru berada pada kisaran Rp300 ribu per m2. Padahal di awal rencana Pemerintah Daerah memindahkan lokasi bandara sekitar tahun 2009-2010, harga lahan di wilayah tersebut masih dibanderol Rp50-75ribu per meter persegi.

Diperkirakan, seiring dengan pembangunan yang tengah berjalan, kenaikan harga lahan di sekitar lokasi bandara baru bisa naik mencapai 900 persen atau dari Rp50 ribu menjadi Rp500 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya