Liputan6.com, Medan - Kesulitan ekonomi memaksa Ismawanti, seorang janda di Medan, Sumatera Utara beserta dua anaknya yang masih kecil tinggal di kandang. Meski sudah tinggal selama enam tahun di gubuk tersebut, ia belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Ismawanti adalah potret kemiskinan warga Kota Medan. Perempuan berusia 40 tahun ini beserta dua anaknya, Dini (12) kelas 6 SD dan Adit (11) kelas 4 SD tinggal di gubuk reot berukuran dua kali tiga, bersebelahan dengan kandang kambing di kawasan Jalan Pipa Utama, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia.
"Sudah enam tahun di sini, dulu beberapa kali pernah sewa rumah, tapi karena sulit bayar kontrakan, kami diusir, dan akhirnya dapat tempat tinggal di sini," kata Wanti sapaan akrabnya, di gubuknya, Senin (15/2/2016).
Wanti mengaku terpaksa tinggal di kandang beserta dua anaknya sejak suaminya meninggal karena sakit parah.
Baca Juga
Semasa hidup suaminya bekerja sebagai tukang becak. Selain Dini dan Adit yang bersamanya, Wanti mengaku masih memiliki dua anak lagi yang saat ini dititipkan ke keluarga di kawasan Perbaungan, Sedang Bedagai.
"Saat diusir dari kontrakan, ada yang nawari saya untuk merawat kambing, lalu saya memilih tinggal di sini sekalian menjaga kambing, saya tidak dibayar. Imbalannya tinggal di sini bersama dua anak saya," ucap Wanti.
Advertisement
Baca Juga
Guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan membiayai kedua anaknya, Wanti bekerja serabutan sebagai buruh cuci dan setrika di beberapa rumah warga.
Ia juga mengaku tidak punya pilihan lain. Terkadang ia dan anaknya juga terpaksa menahan lapar ketika tidak ada yang memerlukan jasanya.
"Sudah enam tahun kami seperti ini, pemerintah tidak pernah sekalipun datang atau melihat kondisi kami. Anak saya juga tidak pernah dapat bantuan, mereka sekolah SD Amal Saleh," kata Wanti sambil berlinang air mata.