Liputan6.com, Makassar - Kota Makassar dinobatkan sebagai kota percontohan pengelolaan sampah nasional. Di Makassar juga sudah menerapkan sistem kantong plastik berbayar senilai Rp 200 untuk retail atau pasar modern, dan Rp 15 ribu harga tas multi fungsi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, dipilihnya Kota Makassar sebagai lokasi peluncuran program kantong plastik berbayar karena pemerintah pusat menilai, inovasi Pemkot Makassar dalam mengelola sampah, penerapan plastik berbayar dan kantong belanja pakai ulang patut ditiru oleh daerah lain.
"Sebab, dengan kantong plastik berbayar bisa mereduksi total sampah plastik, dan ada juga alasan lain kami memilih Kota Makassar jadi kota peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)," kata Siti Nurbaya Bakar kepada Liputan6.com di rumah pribadi Wali Kota Makassar di Jalan Amirullah, Jumat, 4 Maret 2016 malam.
Baca Juga
Sementara Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengaku bangga kotanya jadi percontohan pengelolaan sampah secara nasional.
"Kantong plastik berbayar bisa membantu mereduksi limbah plastik yang membahayakan lingkungan di Kota Makassar," ujar Ramdhan Pomanto.
Danny, biasa disapa, mengatakan program kantong plastik berbayar tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan hidup ekosistem di darat, tetapi juga mampu melestarikan ekobiota laut, sungai, dan kanal lainnya.
Berdasarkan data dari Greeneration Indonesia, rata-rata pemakaian kantong plastik per orang di Indonesia 700 lembar per tahun. Per hari, sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 4.000 ton atau 100 miliar kantong plastik.
Produksi kantong plastik tersebut menghabiskan 12 juta barel minyak bumi yang tak bisa diperbarui. Biaya minyak bumi untuk produksi kantong plastik saja sekitar Rp 11 triliun.
Advertisement
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.