Ogah Repot, Pondok Pesantren Ini Tolak Penggunaan LPG

Penggunaan Gas Bumi Dipoicu karena kelangkaan LPG.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 06 Apr 2016, 23:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2016, 23:00 WIB
Ogah Repot, Pondok Pesantren Ini Tolak Penggunaan LPG
Penggunaan Gas Bumi Dipoicu karena kelangkaan LPG.

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan Gas Bumi saat ini mulai jadi rujukan kebutuhan hidup sehari-hari. Tidak hanya para pelaku industri, Pondok Pesantren Terpadu Darul Muttaqin di Surabaya pun sudah beralih ke sumber energi ini.

"Kami beralasan menggunakan gas bumi karena sejak sekitar lima tahun ini kelangkaan LPG terjadi," ungkap Kepala Bidang Sarana Prasaran, Pesantren Terpadu Darul Muttaqin, Surabaya, Jawa Timur, Luthfi Zamroni, dikonfirmasi, Rabu (6/4/2016).

Luthfi mengatakan apabila tetap menggunakan LPG, sudah bisa dipastikan akan terus menghambat pekerjaan di pesantren.

Sebab, dengan mengganti dan beralih dari LPG ke gas bumi, pengelola pesantren tidak lagi kesulitan mencari isi ulang tabung LPG.

"Kalau LPG nggak kami dapat, bagaimana kami bisa masak untuk makan santri di sini yang jumlahnya 100 orang," ungkap Luthfi.

"Gas bumi yang dipasok PGN ini 24 jam penuh setiap hari. Gas dari pipa langsung ke kompor, mau masak pagi buta pun tidak masalah," tutur dia.

Pihak Pondok dan dirinya masih berharap penyaluran gas bumi yang dipasok PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) makin luas ke berbagai wilayah.

"Ya tidak perlu gotong-gotong tabung ke warung, dan mengalir setiap hari," kata Luthfi Zamroni.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya