Ayah Angelika Takut Tanyakan Perkembangan Kasus Anaknya

Menurut Salomon, petugas di RS Bhayangkara menyebut hasil tes DNA paling cepat keluar dua pekan dan paling lama sebulan.

oleh M Syukur diperbarui 25 Apr 2016, 17:07 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2016, 17:07 WIB
Kasus Angelika Mandek
Jasad itu diperkirakan berusia antara 10 sampai 11 tahun jika diukur dari panjang tulang, seusai dengan usia Angelika saat menghilang.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah satu bulan lebih sejak Angelika Boru Pardede menghilang dari rumahnya di Siak Hulu, Kabupaten Kampar, kasusnya seolah tak menunjukkan perkembangan berarti. Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum beralasan hasil tes DNA menjadi kendala.

Meski begitu, ayah Angelika, Salomon Pardede berharap penyidik segera menemukan siapa penculik dan pembunuh anaknya yang menghilang sejak 9 April 2016.

"Sampai saat ini, keluarga masih menunggu. Kami sudah pernah menanyakan hasil tes DNA ini ke Rumah Sakit Bhayangkara, tapi belum ada hasil," sebut Salomon, Senin (25/4/2016).

Menurut Salomon, petugas di RS Bhayangkara menyebut hasil tes DNA paling cepat keluar dua pekan dan paling lama sebulan setelah sampel DNA dikirim ke Pusat Laboratorium Dokter dan Kesehataan Mabes Polri.

"Kami dijanjikan dua pekan sejak kasus ini ditangani, tapi sampai sekarang belum juga ada. Ingin datang ke sana lagi untuk menanyakan kembali, kami takut. Nanti dikira kami menekan atau apa," kata Salomon.


Hingga kini, Salomon masih menunggu kabar dari penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum terkait perkembangan kasus ini dan menunggu kabar hasil tes DNA dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

Kasubdit III Reserse Kriminal Umum Polda Riau AKBP Hendri Posma Lubis menyebut kasus Angelika belum menemukan titik terang hingga ada hasil tes DNA.

"Hasil tes DNA menjadi jalan bagi penyidik untuk mengusut kasus ini. Tanpa DNA, penyidik belum bisa memastikan apakah tengkorak itu memang Angelika," kata Hendri.

Sebelumnya, keluarga Angelika melapor ke Polsek Siakhulu pada 9 April 2016 setelah bocah 11 tahun itu tak juga kembali saat pamit meminjam buku. Selanjutnya, pada 23 April 2016 ditemukan sebuah tengkorak di semak-semak.

Berdasarkan uji postmortem dan antemortem, pihak Rumah Sakit Bhayangkara menyatakan jasad itu identik dengan bocah Angelika.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Anak di Komisi Nasional Perlindungan Anak, Nanda Pratama berharap kepolisian segera menyelesaikan kasus ini.

Menurut dia, kasus ini menjadi perhatian nasional dan akan selalu dikawal pihaknya hingga tuntas. Dia juga selalu berkoordinasi dengan keluarga Angelika untuk mengawal kasus ini.

"Kami berharap kasus ini segera diselesaikan supaya ada ketenangan dari keluarga Angelika. Apalagi kasus ini sangat sadis," ujar Nanda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya