Liputan6.com, Manado - Janji PLN Wilayah Suluttenggo untuk menjamin ketersediaan listrik masih sebatas janji. Krisis listrik tetap saja terjadi di Sulawesi Utara.
Pada Rabu 25 Mei 2016, pemadaman listrik sampai 7 jam. Malam harinya sebagian besar wilayah Sulawesi Utara gelap gulita.
"Sejak waktu lalu PLN hanya bisa membuat janji. Katanya tidak akan ada krisis listrik. Buktinya sudah hampir tujuh jam ini terjadi pemadaman," ujar Gusto Hari, warga Kecamatan Singkil, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (26/5/2016).
Dia mengimbau PLN untuk jujur menyatakan bahwa mereka tidak mampu mengatasi krisis listrik. "Buktinya sejak kedatangan kapal pembangkit listrik dan beroperasi Januari 2016, krisis listrik tetap saja terjadi," sambung dia. Â
Baca Juga
Baca Juga
Keluhan yang sama juga disampaikan Andre Rambitan, warga Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa. "Malam ini kampung kami bak kuburan. Gelap gulita," tutur Andre.
Kecaman terhadap kinerja PLN juga dilampiaskan warga masyarakat melalui berbagai media sosial. "Kalau pemadaman listrik, PLN bsa minta maaf. Harusnya konsumen juga bias telat bayar tagihan listrik, dan cukup minta maaf," ujar Monica Ananda, warga Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara.
Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Suluttenggo, Jantje Rau saat dikonfirmasi menjelaskan, sejak pukul 14.15 Wita, sistem kelistrikan Sulut-Kotamobagu-Gorontalo yang terhubung pada jaringan interkoneksi 150 kV (150.000 Volt) mengalami gangguan.
"Khususnya pada segmen yang menghubungkan Otam ke Lokal di Bolmong. Ini yang mengakibatkan padam menyeluruh di tiga sub sistem, Minahasa, Kotamobagu, dan Gorontalo," kata Jantje.
Akibat gangguan transmisi ini seluruh pembangkit besar seperti PLTU Sulut 2 Amurang, PLTP Lahendong, PLTA Tanggari I-II lepas dari sistem. "Ini menyebabkan pasokan suplai listrik terputus," ujar Jantje.
Advertisement