Sultan Yogya Perintahkan Rakyat Mundur dari Bibir Pantai Selatan

Berdasarkan peraturan penataan persisir pantai selatan, bangunan itu harus berjarak minimal 100 meter dari bibir pantai.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Jun 2016, 06:03 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2016, 06:03 WIB
Banjir Laut Selatan
Berdasarkan peraturan penataan persisir pantai selatan, bangunan itu harus berjarak minimal 100 meter dari bibir pantai.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gelombang tinggi yang terjadi di pantai selatan Yogyakarta merusak ratusan bangunan seperti gazebo dan warung. Melihat banyaknya bangunan pinggir pantai yang rusak, Gubernur DIY Sultan HB X memerintahkan agar bangunan pinggir pantai dibangun dalam jarak aman.

Tujuannya agar saat gelombang tinggi, bangunan tersebut tidak terimbas. Sultan juga meminta kepala daerah dapat menata bangunan di pinggir pantai selatan.

"Ini kan pasang. Makanya saya selalu bilang kepada kepala daerah, bagaimana buka warung, buka penginapan, ojo mepet laut. Mundur," ujar Sultan, Kamis (9/6/2016).

Sultan berharap sejumlah kerusakan yang menimpa bangunan di pinggir pantai selatan dapat menjadi pelajaran. Dengan kejadian itu, warga tidak lagi membangun gazebo dan warung sangat dekat dengan laut.

"Dengan kasus seperti ini, saya berharap mereka bersedia mau untuk mundur," ujar dia.

Sesuai dengan penataan pesisir pantai selatan, bangunan itu harus berjarak minimal 100 meter dari bibir pantai. Jika warga menaati aturan penataan di pesisir pantai selatan, mereka tidak akan mengalami kerugian seperti beberapa hari terakhir. Terlebih, kondisi gelombang laut masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Sultan HB IX memerintahkan penempatan bangunan di pantai minimal harus berjarak 100 meter dari bibir pantai. (Liputan6.com/Fathi Mahmud).

"Di situ memang milik publik, jangan ditutup dengan warung. Karena laut itu kan ada waktu air pasang. Kalau manut kan tidak akan terjadi kerusakan seperti itu," ujar Sultan.

Sementara itu, Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan gelombang tinggi di pesisir selatan Yogya masih terjadi. Gelombang tinggi di pesisir Gunungkidul mencapai 5,5 hingga 5,8 meter.

Dari pantauannya, kerusakan terparah ada di Pantai Sepanjang. Namun, hampir seluruh pantai mengalami kerusakan yang sama.

"Ini ada puluhan gazebo rusak. Jika ditotal dengan kemarin ada ratusan," kata dia.

Surisdiyanto mengatakan pihaknya menerjunkan personel sebanyak 55 orang yang bersiaga 24 jam sejak kemarin untuk memantau gelombang tinggi dan dampaknya. Beberapa bangunan di pantai terpantau rusak karena gelombang tinggi seperti di Pantai Sepanjang, Pantai Drini, dan Pantai Slili. Pihaknya juga membangun talud di sekitar pos SAR Pantai Drini.

"Kita membantu sekaligus mengingatkan warga agar saat evakuasi gazebo memperhatikan gelombang, karena saat ini masih tinggi. Diperkirakan sampai pukul 14.00 WIB," kata dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Budhi Harjo menambahkan pihaknya telah mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu masyarakat membersihkan puing gazebo. Warga diminta tetap waspada gelombang tinggi yang masih akan terjadi. Ia berharap tidak ada warga dan wisatawan yang berenang di laut.

"Kita mengirimkan 20 personel TRC untuk membantu membersihkan puing dan membantu antisipasi gelombang tinggi yang masih akan terjadi siang ini. Untuk masyarakat di sekitar pesisir kan sudah tahu apa yang harus dikerjakan saat gelombang tinggi seperti saat ini," kata Budhi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya