Turis Tiongkok Buru Pedasnya Makanan Manado

Selain wisata religius, sasaran lain yang diserbu para turis adalah kuliner Manado yang terkenal pedas.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 21 Jul 2016, 07:05 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 07:05 WIB
Danau Linow Sulut
(Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Liputan6.com, Manado - Sulawesi Utara diserbu ribuan turis asal Tiongkok sejak 4 Juli 2016 pasca-dibukanya penerbangan langsung Manado, Sulut-Tiongkok.

Tiga maskapai nasional yakni Lion Air, Sriwijaya Air dan Citilink, secara bergantian mendaratkan pesawatnya dengan membawa ribuan turis tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manado, Hendrik Warokka mengatakan, total turis Tiongkok yang datang ke Manado dan daerah lain di Sulut mencapai 6.256 turis.

"Mereka datang secara bergelombang sejak 4 Juli-21 Juli 2016 besok. Turis-turis Tiongkok itu ikut paket tur 4 hari 5 malam yang biayanya sangat murah sekitar Rp 10 juta," tutur Hendrik di Manado, Sulut, Rabu (20/07/2016).

Hendrik mengungkapkan, saat tiba di Manado, tur guide membawa ribuan turis itu ke sejumlah lokasi wisata di Manado, Tomohon, Minahasa, dan Bitung.

"Hari pertama tiba, turis-turis Tiongkok itu mencari hotel dan istirahat. Nah, hari kedua mereka menyusuri lokasi wisata di Manado, seperti Klenteng Ban Hing Kiong, wisata religius Kampung Arab, gereja tertua GMIM Sentrum Manado, Patung Tuhan Yesus Memberkati, dan Taman Nasional Bunaken," papar Hendrik.

Berburu Kuliner Pedas

(Yoseph Ikanubun/Liputan6.com)

Selain wisata religius, salah satu sasaran yang diserbu para turis adalah kuliner Manado yang terkenal pedas. "Mulai ikan bakar rica-rica, hingga menu lainnya. Mereka suka yang pedas-pedas," tutur dia.

Hendrik mengatakan, untuk hari ketiga para turis melanjutkan perjalanan ke Kota Bunga Tomohon ke industri rumah panggung Woloan, Danau Linow, agro wisata Rurukan, Bukit Doa Kelong.

"Dua hari berikutnya mereka menuju Minahasa Utara dan Bitung. Yakni tempat wisata kuburan kuno leluhur Minahasa, Waruga Sawangan. Lalu ke Kaki Dian Airmadidi, selanjutnya melihat dari dekat satwa endemik tarsius di Hutan Lindung Tangkoko, dan terakhir Pulau Lembeh yang memiliki sejumlah tempat wisata pantai dan Patung Tuhan Yesus Memberkati," beber dia.

Tak lupa juga turis-turis itu disuguhkan musik tradisional kolintang, musik bambu, dan Tari Maengket.

"Dari kunjungan itu para turis sangat mengapresiasi lokasi-lokasi yang ada di daerah ini, terutama laut dan kulinernya," ucap Hendrik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya