Dicari, Perempuan Pejuang Pangan

Perempuan petani dianggap memiliki peran sangat penting dalam rantai pangan.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 23 Jul 2016, 10:51 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2016, 10:51 WIB
Perempuan Pejuang Pangan
Tujuh Perempuan Pejuang Pangan Tahun 2013 sedang berkunjung ke pasar sayuran. (Foto: Rodrigo Ordonez/Oxfam)

Liputan6.com, Bogor - Oxfam Indonesia dan Rimbawan Muda Indonesia (RMI) akan kembali menghelat anugerah Female Food Hero atau Perempuan Pejuang Pangan. Untuk itu, kedua lembaga swadaya masyarakat ini membuka kesempatan bagi anak-anak muda di seluruh Indonesia mengajukan tokoh perempuan dari daerah masing-masing sebagai calon Perempuan Pahlawan Pangan 2016.

Ajang tersebut untuk memberikan ruang bagi para petani perempuan. Terutama agar memiliki kapasitas dan mampu membuka mata publik secara luas bahwa perempuan petani memiliki peran sangat penting dalam rantai pangan.

Project Manager Right to Food Oxfam Indonesia Widiyanto mengatakan, perempuan memiliki peran besar berkontribusi dalam pangan. Di sektor perikanan, mereka berkontribusi 54 persen. Sedangkan di sektor nelayan berkontribusi 48 persen untuk ekonomi keluarga setiap bulannya.

Namun sayangnya, imbuh Widiyanto, perempuan itu tidak diakui sebagai nelayan di negeri ini. Pengakuan sebagai petani pun hanya sedikit.

"Karena yang mendapatkan pelatihan, akses kredit, kecenderungannya lebih condong ke laki-laki. Padahal, potensinya luar biasa," ucap Widiyanto di Bogor, Jawa Barat, Kamis 21 Juli lalu.

Ranking Perempuan Indonesia

Berdasarkan Index Kesempatan Ekonomi Perempuan (Women Economic Opportunity Index) pada tahun 2012 perempuan di Indonesia menempati ranking ke-85 dari 128 negara dalam hal meraih peluang pemberdayaan ekonomi.

Widiyanto menjelaskan, partisipasi perempuan di seluruh tingkatan baik rumah tangga, produsen, ketenagakerjaan, komunitas dan nasional belum optimal dan kontribusi perempuan seringkali tidak terlihat.

Perempuan Pejuang Pangan. (Foto: Istimewa)

"Ekonomi pertanian Indonesia luput dari potensi besar yang dimiliki perempuan petani, nelayan, dan wirausaha. Padahal mereka dapat berkontribusi pada ekonomi khususnya mengentaskan kemiskinan," ia menambahkan.

Sebab itu, menurut Widiyanto, pada ajang ketiga ini, Oxfam bekerja sama dengan RMI kembali memilih perempuan pahlawan pangan. Dengan harapan akan terjadi perubahan bagi perempuan penghasil pangan dalam memperoleh ketahanan dan hal atas pangan.

Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini Oxfam melibatkan anak-anak muda untuk mencari sosok perempuan pejuang pangan. Karena anak muda diyakini dapat menjadi agen yang mempengaruhi perubahan baik di pedesaan maupun perkotaan. "Perempuan penghasil pangan merupakan pahlawan yang harus disuarakan," ujar dia.

Kirim Video Pendek

Caranya, lanjut Widiyanto, anak-anak muda di seluruh Indonesia bisa mengirimkan video pendek dengan durasi antara 2-3 menit tentang para perempuan pahlawan pangan yang mereka pilih.

"Ada tiga kriteria para perempuan pahlawan pangan yang bisa dipilih," kata dia.

Pertama, perempuan yang tidak hanya memproduksi dan memberdayakan pangan bagi dirinya sendiri, tetapi juga berperan bagi komunitas atau masyarakat. Kedua, perempuan yang memiliki dan mendukung inisiatif pertanian bagi perempuan. Ketiga, perempuan penghasil pangan yang menjadi inspirasi bagi komunitas.

Dari puluhan karya yang masuk, Oxfam, akan memilih enam perempuan untuk menerima anugerah Female Food Hero 2016 atau Perempuan Pejuang Pangan.

"Termasuk enam orang pembuat video perempuan pahlawan pangan juga akan diberi penghargaan," ucap dia.

Bagi anak-anak muda yang berminat untuk mengikuti ajang ini, Oxfam akan mengadakan roadshow di empat kota. Yaitu, Makassar, Bogor, Yogyakarta, dan Jakarta.

"Lewat roadshow mereka akan dilatih dulu untuk memahami berbagai masalah seputar perempuan dan pangan agar mereka punya panduan dalam memilih perempuan pahlawan pangan," kata Widiyanto.

Acara penganugerahan rencananya akan dilakukan pada peringatan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya