Liputan6.com, Jakarta - Erupsi atau letusan Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara (Malut), masih fluktuatif. Karena itu, penutupan Bandara Sultan Babullah diperpanjang lagi hingga Sabtu besok pukul 10.00 WIT.
Terkait letusan Gamalama, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, pemerintah setempat telah menetapkan masa Siaga Darurat.
"Untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Gamalama, maka Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan masa Siaga Darurat selama 14 hari, yaitu 3-17 Agustus 2016," ucap Sutopo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Advertisement
Penetapan status Siaga Darurat itu melalui rapat koordinasi yang digelar pada Jumat ini. "Rapat koordinasi dihadiri olwh BNPB, BPBD Kota Ternate, BPBD Provinsi Malut, PVMBG, BMKG, Basarnas, TNI, Polri, Dinsos, Dinkes, tiga camat daerah potensi terdampak, PMI, dan Forum PRB," Sutopo menambahkan.
Baca Juga
Sutopo menjelaskan, BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk operasional penanganan Siaga Darurat erupsi Gunung Gamalama sebesar Rp 250 juta. Dana ini diserahkan oleh Johny Sumbung dan diterima langsung oleh Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman.
Sementara itu, lanjut dia, PVMBG melaporkan bahwa intensitas kegempaan masih fluktuatif. Setelah erupsi pada 3 Agustus 2016 sempat terjadi penurunan aktivitas vulkanik pada 4 Agustus 2016, namun naik lagi pada malam harinya.
"Status masih Waspada (level II), ancaman sampai 1.5 km. Sementara itu BMKG melaporkan curah hujan tiga hari ke depan berpeluang sedang sampai tinggi. Arah angin yang berpengaruh terhadap sebaran debu vulkanik masih dari tenggara/selatan, sehingga abu Gamalama tersebar ke arah utara di mana terdapat bandara," kata Sutopo.
Waspada Banjir Lahar Dingin
Dengan potensi hujan, imbuh Sutopo, maka perlu diwaspadai juga banjir lahar dingin di sekitar alur alur sungai yang hulunya mengarah ke puncak.
"Upaya penanganan dampak erupsi sudah dilakukan berbagai pihak. BPBD Kota Ternate selalu berkoordinasi dengan Pos Pemantau Gunung Api PVMBG, mengenai aktivitas dan tingkat perkembangan Gunung Gamalama. BPBD dibantu TNI/Polri dan Dinkes sudah membagikan masker sebanyak 23.000 lembar kepada masyarakat," ujar Sutopo.
Untuk itu, lanjut dia, BPBD dibantu Damkar dan Basarnas sudah melakukan penyemprotan runway Bandara Sultan Babullah, Ternate. BPBD juga mulai mendata sumber daya yang dimiliki oleh SKPD terkait.
"Rencana kontingensi yang sudah ada akan dilihat kembali dan dilakukan pembahasan oleh BPBD dan SKPD terkait agar rencana kontingensi menggunakan data ter-update yang dimiliki pemda," kata Sutopo.
Lebih lanjut ia mengatakan, Polres Kota Ternate siap mendukung dengan 132 personel. Basarnas bahkan menyiapkan 24 personel untuk evakuasi masyarakat jika diperlukan. Dinsos pun siap dengan dapur umumnya, mobil dapur umum, beras 20 ton, mi instan, lauk pauk, selimut. Sementara, Dinas Kesehatan menyiapkan 58 ribu masker.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BNPB berada di Kota Ternate untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Personel BNPB terpaksa menggunakan berbagai moda untuk tiba di Kota Ternate karena Bandara Sultan Babullah masih ditutup.
Mereka dari Jakarta ke Manado dengan pesawat terbang. Selanjutnya dari Manado naik pesawat ke Galela Halmahera Utara. Kemudian jalan darat enam jam ke Sofifi menyeberang dengan speedboat 40 menit ke Ternate.