Liputan6.com, Bandung - Panglima Kodam (Pangdam) III/Siliwangi Mayjen Hadi Prasojo mengakui sejumlah anggotanya tersulut emosi ‎oleh suporter lawan di Arena Polo Air Stadion Si Jalak Harupat PON XIX 2016. Dia pun meminta maaf atas kejadian tersebut.
‎Hadi mengatakan, kericuhan itu bermula dari adanya aksi lempar botol minuman yang dilakukan suporter kontingen DKI Jakarta. Bahkan, lemparan botol itu sempat mengenai salah seorang anggota kepolisian yang bertugas.
"Iya memang ada perlawanan dari anggota kami. Itu karena mereka terpancing emosi dari suporter lawan," kata Hadi di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (20/9/2016).
"Anggota TNI yang bertugas mengamankan saat itu juga sudah mengingatkan untuk tidak lempar-lemparan. Tapi tidak didengar oleh mereka dan tetap melakukan pelemparan," tutur dia.
Aksi lempar-melempar itu memancing emosi sejumlah anggota TNI berseragam bebas. Namun, Hadi menyatakan video yang beredar di Youtube dan ramai perbincangan itu tidak menayangkan kejadian secara keseluruhan.
‎
Baca Juga
Advertisement
Dalam video yang berjudul 'Ricuh pertandingan Polo Air jabar dan sumsel PON XIX Jawa Barat 2016', terkesan suporter dari aparat TNI melakukan tindakan pemukulan tanpa sebab yang pasti.
"Video itu cuma sesaat diambilnya pas kericuhan, tapi kalau diambil keseluruhan ada aksi lempar-melempar dulu. Anggota kita terpancing aksi lempar-lemparan itu, mereka masih muda jadi mudah terpancing," tutur dia.
Hadi mengaku sudah mengetahui identitas sejumlah anggota TNI yang terlibat dalam kericuhan di arena polo air itu. Pihaknya akan memberikan teguran kepada keempat anak buahnya itu, sekaligus mengingatkan anggota lainnya untuk tidak melakukan tindakan serupa.
"Saya minta maaf masyarakat luas atas insiden ini," ucap Hadi.‎
Â