Unjuk Rasa, Siswi-Siswi Mendadak Histeris dan Pingsan

Kejadian kesurupan sudah sering terjadi selama setahun terakhir.

oleh Zainul Arifin diperbarui 19 Okt 2016, 13:01 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2016, 13:01 WIB
Siswi kesurupan
Saat aksi unjuk rasa sejumlah siswi di Tulungagung kesurupan (Liputan6.com / Zainul Arifin)

Liputan6.com, Tulungagung - Ratusan siswa MTS Assyafi’iyah Gondang, Tulungagung, Jawa Timur, menggelar unjukrasa menuntut pembatalan pemecatan seorang guru mereka. Di tengah aksi itu, sejumlah siswa diketahui berjatuh pingsan, diduga mengalami kesurupan.

Saat aksi masih berlangsung, sejumlah siswa perempuan tiba-tiba menangis histeris, meracau, dan meronta sampai kemudian jatuh tak sadarkan diri. Ada enam siswa yang harus dibawa ke ruang perpustakaan sekolah untuk mendapatkan bantuan guru dan petugas kepolisian. Siswa lainnya berupaya memegang siswa itu agar tak membuat gerakan yang membahayakan.

“Peristiwa kesurupan ini sudah terjadi kurang lebih sejak satu tahun belakangan ini, berbarengan dengan pergantian kepala sekolah. Kalau hari Senin, selalu ada yang kesurupan bisa sampai enam siswa,” kata Rifatul Humaidah, seorang siswa kelas 9 MTS Assyafi’iyah Gondang di Tulungagung, Selasa (18/10/2016).

Pada kejadian kali ini, para siswa itu siuman setelah ditenangkan dengan dibacakanan doa dan lantunan ayat suci Al Quran. Para siswa itu sendiri menggelar aksi unjukrasa menuntut keputusan pemecatan seorang guru yakni Muhammad Sodiq dibatalkan. Siswa juga protes pergantian kepala sekolah dan meminta keterbukaan pengelolaan dana madrasah.

“Yayasan Mardi Utomo Gondang selaku pengelola MTS Assyafi’iyah Gondang selama ini telah berlaku sewenang-wenang. Kami meminta ada respon terhadap tuntutan ini,” kata Muhammad Hadi Kanani, juru bicara aksi.

Siswi kesurupan saat aksi unjuk rasa (Liputan6.com / Zainul Arifin)

Kepala MTS Asyafi’iyah Gondang, Sutarkim, mengatakan pemecatan terhadap Muhammad Sodiq sebagai guru sudah sesuai dengan prosedur dan berdasarkan sejumlah pertimbangan.

“Karena yang bersangkutan sering tidak masuk tanpa izin. Segala keputusan ada di tangan yayasan. Kami akan berkoordinasi dengan guru agar sekolah kembali kondusif,” ujar Sutarkim.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya