Guru SD di Kota Malang Tewas Tersambar Kereta Malabar

Korban yang dikenal santun di kalangan sesama rekan guru ini meninggalkan empat anaknya selama-lamanya.

oleh Zainul Arifin diperbarui 03 Nov 2016, 23:25 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 23:25 WIB
Ilustrasi Mayat
Ilustrasi Mayat (Istimewa)

Liputan6.com, Malang - Kereta Api (KA) Malabar yang melintas di kawasan Ciptomulyo, Kota Malang, Jawa Timur, menyambar tubuh Wiwik Winarni. Wanita berusia 53 tahun yang juga guru kelas 1 SDN Ciptomulyo 3 Kota Malang ini pun tewas seketika di lokasi kejadian.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.15 WIB. Tubuh korban terpental dua meter dari dekat rel dengan luka parah di kepala sisi kiri dan patah kaki. Jasad korban dibawa ke RS Syaiful Anwar (RSSA) Malang untuk divisum terlebih dahulu sebelum diantar ke rumah duka di Jalan Kolonel Sugiono VIII/69 Kota Malang.

Andri Mursilianto, pengajar di SDN Ciptomulyo 3 mengatakan, rekannya itu mengalami kecelakaan usai menghadiri undangan rapat wali murid sekolah anaknya di SMK Negeri 1 Kota Malang.

"Almarhum pagi datang ke sekolah sebentar, setelah itu berangkat ke sekolah anaknya untuk rapat wali murid," kata Andri Mursilianto di RSSA Malang, Kamis (3/11/2016).

Lantaran jarak antara SMKN 1 dan SDN Ciptomulyo 3 dekat, korban memilih berjalan kaki. Saat pulang dan melintas di perlintasan kereta api depan Gang Dahlia Ciptomulyo itulah musibah terjadi. Lokasi kejadian  hanya berjarak 200 meter dari sekolah tempat korban mengajar.

"Perlintasan kereta itu memang tak ada palang pintu dan tak ada penjaganya. Saat kereta mendekat warga sekitar sudah berteriak, tapi korban tak mendengar," ujar Andri.

Seketika itu juga kereta yang melaju dari selatan ke utara menyambar tubuh korban. Nyawa korban tak bisa diselamatkan lantaran mengalami luka parah. Korban yang dikenal santun di kalangan sesama rekan guru ini meninggalkan empat anaknya selama-lamanya.

Andri menambahkan, di sekitar sekolah itu terdapat tiga perlintasan kereta tanpa palang pintu. Hanya satu di antaranya dijaga warga sekitar yang mau secara sukarela menjaga saat jam sibuk. Di kawasan ini beberapa bulan lalu juga terjadi musibah serupa yang merenggut satu korban jiwa.

"Tiga perlintasan itu sudah bertahun-tahun tak dipasang palang pintu. Padahal hampir tiap tahun selalu ada korban jiwa," tutur Andri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya