Ayo Berani Hidup di Gunungkidul

Pada Januari 2017 saja, sudah ada enam warga Gunungkidul yang mengakhiri hidupnya sendiri.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Feb 2017, 13:32 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2017, 13:32 WIB
Berani Hidup
Ilustrasi berani hidup.

Liputan6.com, Yogyakarta - Upaya menekan angka bunuh diri dilakukan pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya meningkatkan peran serta Satuan Tugas Berani Hidup yang sudah dibentuk beberapa waktu lalu.

Pasalnya, pada Januari 2017 saja sudah ada enam warga Gunungkidul bunuh diri.

"Satgas Berani Hidup sudah ada dan akan kami tingkatkan komitmennya. Masyarakatnya juga harus ditingkatkan peran sertanya dalam mencegah bunuh diri," kata Bupati Gunungkidul Badingah, di Gunungkidul, dilansir Antara, Rabu (1/2/2017).

Badingah mengungkapkan jumlah dokter kesehatan jiwa di sana masih kurang. Saat ini, baru ada satu orang di RSUD Wonosari. Untuk itu, dokter yang ada di puskesmas sudah dilatih mengenai penanganan kesehatan jiwa.

Enam kasus bunuh diri terbaru itu semuanya dengan cara gantung diri. Kasus terakhir bunuh diri di Dusun Bejono RT04/RW04, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, dengan korban bernama Suwandi (49), pada Selasa 31/1 dini hari.

Pada 2016 tercatat 28 orang tewas, dan tiga orang mencoba bunuh diri. Angka kasus bunuh diri di Gunung Kidul rata-rata 25 orang per tahun. Kasus bunuh diri tertinggi tercatat pada 2012 yang mencapai angka 39 orang.

Jumlah itu turun pada 2013 menjadi 29 kasus. Tahun berikutnya, yaitu 2014, kembali turun menjadi 19 kasus dan 2015 naik lagi menjdi 31 kasus bunuh diri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya